Dokter Kulit Peringatkan Bahaya Suntik Tanning

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 16:56 WIB
Perempuan berkulit gelap, sehat, dan bersinar justru menjadi primadona. Banyak perempuan rela berjemur di pantai yang terik demi warna kulit sawo matang.
Ilustrasi (Thinkstock/nito100)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dulu perempuan cenderung khawatir berkulit gelap. Kulit putih pada perempuan entah mengapa menjadi standar kecantikan di masyarakat. Namun kini, kecenderungan dunia kecantikan tampaknya telah berubah.

Perempuan berkulit gelap, sehat, dan bersinar justru menjadi primadona. Banyak perempuan rela berjemur di pantai yang terik demi warna kulit sawo matang. Cara lebih ekstrem ditempuh mereka yang tidak sabar, yaitu dengan suntik tanning.

Beberapa orang menerapkan produk tanning palsu untuk menghindari waktu berjemur yang lama di bawah sinar matahari. Namun yang lain memilih metode lebih ekstrem, demi mendapat kulit ideal mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman ABC, cara tersebut melibatkan menyuntik senyawa sintetik, dikenal sebagai melatonan, ke dalam tubuh. Juru bicara Dewan Kanker Queensland Katie Clift mengatakan, melatonan meniru aktivitas hormon kulit alami.

“Dia merangsang sel-sel kulit untuk mengeluarkan melanin, pigmen yang memberikan warna kulit,” kata Clift.

Meski demikian, Clift memperingatkan adanya risiko kesehatan besar akibat memakai melatonan. Produk tersebut belum disetujui oleh Therapeutic Goods Administration di Australia.

“Saat ini orang-orang secara ilegal mengimpornya ke Australia dan menyuntikkan ke dalam kulit mereka agar berwarna sawo matang,” ucapnya.

Perubahan pada tahi lalat dan bintik di wajah

Robert Miller, dokter kulit spesialis di Townsville, telah menangani orang-orang yang memakai melatonan.

Dia mengatakan, seseorang menyuntikkan melatonan, dapat terlihat perubahan tampilan pada tahi lalat dan bintik-bintik di wajah mereka.

“Apakah ada perubahan permanen dalam struktur kita tidak tahu. Tapi, itu akan membuat mereka terlihat berbeda,” kata Miller.

Dia berkata, dengan menggunakan obat tersebut seseorang tidak perlu melakukan operasi yang tidak perlu. “Saya kira sebagai dokter kulit perhatian utama saya dengan obat ini adalah efek jangka panjangnya, yaitu risiko terserang melanoma.”

Miller berkata, sampai saat ini dia belum mendiagnosis melanoma pada seseorang yang menggunakan melatonan. Ini menyangkut, tingginya melanoma yang terjadi di Australia.

“Misalnya, di wilayah Mackay risiko laki-laki mendapatkan melanoma adalah 100 kasus per 100 ribu penduduk per tahun. Angka yang sangat besar dibandingkan Inggris yang hanya sekitar enam per 100 ribu per tahun,” kata Miller.

Hanya dengan resep dokter

Clift menjelaskan, melatonan merupakan obat yang hanya diperbolehkan dengan resep dokter. Beberapa dokter memperingatkan, obat tersebut dapat mempercepat pengembaraan kanker kulit.

Sementara itu, Miller tidak mendukung jika obat tersebut digunakan untuk tujuan kosmetik. Dia mengatakan, melatonan ditujukan untuk mengobati orang-orang dengan gangguan kulit.

“Obat ini digunakan untuk mengobati gangguan kulit langka yang disebut porfiria, di mana orang penderitanya sangat sensitif terhadap sinar matahari,” kata Miller.

Dia tidak menyarankan orang-orang memakai obat tersebut karena belum cukup diteliti atau diuji. “Kami tidak tahu apa efeknya dalam jangka panjang,” katanya.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER