Sampah, Penghambat Utama Kemajuan Wisata Bahari Indonesia

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 18:02 WIB
"Sampah menjadikan perairan Jakarta sangat mengganggu," kata Direktur Marketing Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
ilustrasi sampah (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laut adalah salah satu lokasi wisata favorit banyak orang, selain gunung. Warga Jakarta, termasuk beruntung karena memiliki kedua wisata alam tersebut. Jika ingin ke gunung dan menikmati udara ingin, Anda bisa menuju kawasan Puncak atau Bogor. Dan jika ingin ke laut Anda bisa menyeberang ke Pulau Seribu.

"Dari Kementerian Pariwisata sudah menetapkan bahwa salah satu titik wisata yang harus dikembangan adalah Pulau Seribu," kata Direktur Marketing Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Hari Wibowo ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jumat (30/1).

Saat ini, banyak wisatawan mulai bosan berlibur ke Puncak dan beralih ke Kepulauan Seribu. Menurut Hari saat ini wisata bahari di Jakarta memang sudah mulai berkembang. Hal ini bisa terlihat salah satunya dari banyaknya kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak masyarakat yang sudah bosan dengan suasana macet di Puncak. Laut kan enggak ada macetnya," ucapnya.

Sayang, meskipun tak terkendala macet, namun laut punya masalahnya sendiri. Ia mengatakan sampah masih menjadi masalah utama dalam perkembangan wisata bahari di provinsi DKI Jakarta. Tidak hanya di sekitar Ancol, sampah pun banyak menumpuk di Kepulauan Seribu.

"Permasalahannya adalah sampah. Itu menjadikan perairan Jakarta sangat mengganggu. Kalau kita bawa turis pun rasanya kurang proper," kata Hari.

Ditambahkan dia, pihak kabupaten Kepulauan Seribu sudah melakukan program bersih-bersih laut. Namun, upaya itu masih kurang efektif untuk mengatasi gundukan sampah yang ada di laut dan berlabuh di Kepulauan Seribu.

"Pihak kabupaten sudah ada program bersih-bersih laut tapi juga yang paling penting partisipasi masyarakat yang tidak membuang sampah ke laut," ujar Hari.

Sampah di Kepulauan Seribu tidak hanya datang dari pulau-pulau di sana, tetapi juga datang dari Provinsi Banten dan DKI Jakarta karena masih banyak penduduk yang membuang sampah ke aliran sungai atau bahkan langsung ke laut.

Meski kondisinya masih belum begitu baik, pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tetap melancarkan promosi demi perkembangan pariwisata daerahnya. "Kami yakin ke depan wisata bahari akan berkembang," ucapnya.

(chs/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER