Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa jenis olahraga lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali. Namun, tidak selamanya olahraga yang keras lebih baik dibandingkan olahraga ringan.
Itulah kesimpulan yang diambil dari sebuah studi baru tentang kebiasaan joging dan harapan hidup. Penelitian tersebut menemukan, orang-orang yang joging beberapa kali per minggu hidup lebih lama daripada mereka yang tidak berolahraga sama sekali, bahkan dibandingkan mereka yang gemar berlari lebih intensif.
Satu hal yang harus diperhatikan tentang perbedaan joging dan berlari. Joging adalah lari dengan kecepatan rendah sekitar 9,7 kilometer per jam. Sementara, lari 4 kali lebih cepat, yaitu 36 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian tersebut menepis anggapan orang bahwa berlari secara rutin dengan jarak yang jauh dan kecepatan tinggi memberikan dampak kesehatan yang lebih.
Justru hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa latihan ringan seperti joging pun ternyata bisa menambah umur seseorang.
"Jika tujuan Anda adalah untuk menurunkan risiko kematian dan meningkatkan harapan hidup, joging ringan dalam beberapa kali seminggu adalah strategi yang baik. Sesuatu yang lebih bukan hanya tidak perlu, itu bisa membahayakan," kata peneliti di Rumah Sakit Frederiksberg di Kopenhagen, Denmark, Peter Schnohr, seperti dilansir dari laman Medical Daily.
Joging dari satu sampai 2,4 jam per minggu ternyata berhubungan dengan tingkat kematian terendah. Frekuensi optimal joging yang harus dilakukan tidak lebih dari tiga kali per minggu.
Para peneliti mengamati hal ini pada 5.048 peserta di Copenhagen City Heart Study, dan menanyai tentang aktivitas yang mereka lakukan.
Peneliti mengidentifikasi dan mengamati 1.098 orang yang suka joging dan 413 orang yang tidak pernah joging atau lari selama 12 tahun.
Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang melakukan joging ringan memiliki tingkat kematian lebih rendah dibandingkan orang yang joging lebih keras atau berlari lebih kencang dan orang yang tidak pernah sama sekali joging.
"Joging yang keras dengan intensitas tinggi, ketika dilakukan selama beberapa dekade, tingkat aktivitas ini dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama untuk sistem kardiovaskular," kata Schnohr menambahkan.
(win/mer)