Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan penambahan usia, wajah mengalami berbagai macam masalah penuaan. Beberapa gejala penuaan yang sering dikeluhkan adalah kerutan dan cekungan. Demi tetap tampil cantik dan awet muda di usia tua, banyak yang melakukan perawatan estetika wajah dan antipenuaan.
Ketakutan memiliki kulit menua ini menyebabkan banyak perempuan berusaha melakukan serangkaian perawatan kecantikan. Menurut Olivia Ong, dokter spesialis estetika wajah dan antipenuaan, ada lima besar cara perawatan yang berkaitan dengan estetika wajah dan anti-penuaan yaitu botox, filler, slimming, peeling, dan skincare.
Dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya itu menerangkan botox dan filler merupakan perawatan anti-penuaan yang paling tua di dunia. Perawatan ini sudah ada sejak tahun 1960. Awalnya, perawatan ini bertujuan untuk menyembuhkan migrain dan penyakit saraf. Namun dalam perkembangannya, botox kini digunakan untuk estetika wajah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari zaman dulu orang keberatan dengan operasi plastik. Lalu muncul para ilmuwan yang menemukan teknologi botox untuk membantu manusia. Filler menyusul karena penuaan tidak hanya berhubungan dengan otot dan kerutan saja," kata Olivia kepada CNN Indonesia di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.
Ia menambahkan, botox berfungsi sebagai faktor pengurang. Artinya, botox digunakan untuk mengurangi berbagai tanda-tanda penuaan yang muncul di wajah. Misalnya mengurangi kerutan, meniruskan rahang dan mengencangkan kulit.
Sedangkan filler berfungsi sebagai faktor koreksi. Artinya, suntik filler digunakan untuk memperbaiki bagian tertentu pada wajah yang disebabkan faktor penuaan dan faktor kekurangan lainnya. Misalnya, cekungan di wajah, kantung bawah mata, garis senyum, pipi kempot, hidung kurang mancung, bibir turun, juga dagu yang kurang sempurna.
Amankah?Botox dan filler sebenarnya teknik perawatan non-bedah. Keduanya hanya bekerja secara lokal di lokasi yang diinjeksikan sehingga tidak beresiko memberi dampak seperti prosedur bedah.
Meski demikian, produk atau dosis injeksi botox dan filler yang tidak tepat akan menghasilkan bentuk wajah yang kurang baik yakni komposisi yang tidak proporsional atau bahkan menjadi kaku.
"Aman atau tidaknya penggunaan ini tergantung dari zat botox dan filler yang dipakai. Penggunaan botox dan filler tidak boleh sembarangan," katanya. "Zat yang diinjeksikan sebaiknya merupakan bahan atau produk yang alami."
Sampai saat ini bahan yang diklaim alami dan aman dipakai untuk botox adalah purified protein. Sedangkan untuk injeksi filler menggunakan hyalironic acid atau asam hialuronat.
"Keduanya merupakan produk biologis yang alami," ucap Olivia mengklaim. Dikatakannya, asam hialuronat merupakan bahan yang sama dengan yang dimiliki tubuh manusia namun terus berkurang seiring pertambahan usia. Apabila bahan tersebut diinjeksikan, kulit akan tampak lebih segar dan kencang.
"Harus pilih produk yang baik dan jelas untuk pasien. Dosis yang diinjeksi harus tepat dan presisi di otot yang mana. Sehingga saat diam dan bicara sama cantiknya."
Namun setelah melakukan botox dan filler, bukan berarti perawatan Anda selesai. Perawatan dengan cara injeksi tidak cukup hanya sekali sehingga perlu diulang dalam jangka waktu tertentu. Rata-rata setiap sekitar enam bulan sekali dan setelah itu dapat lebih jarang. Selain itu, perawatan juga harus diiringi gaya hidup yang sehat.
"Saya selalu dorong pasien untuk memilih makanan yang baik dan sehat. Harus diketahui kulit adalah organ paling akhir yang mendapat nutrisi. Saat kita makan makanan sehat, tubuh membaginya ke organ lain terlebih dulu," kata Olivia.
Untuk itulah asupan makanan sehat seperti buah dan sayuran harus cukup. Selain itu, Olivia pun menyarankan untuk berolahraga secara teratur agar tubuh sehat dan kulit pun segar dan tampak kencang awet muda.
(chs/utw)