Jakarta, CNN Indonesia -- Bentuk geraham belakang yang memiliki anatomi khusus dan menyulitkan usaha pembersihan gigi, kerap kali menjadi sarang sisa makanan dan plak yang dapat menyebabkan karies atau kerusakan gigi. Tak heran bila lubang gigi paling doyan menyerang geraham.
Hal tersebut disampaikan oleh Ratna Meidyawati, ahli konservasi gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, saat ditemui dalam sebuah acara di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (3/3).
"Karies muncul berupa bercak putih ketika gigi kering seperti kapur pada permukaan gigi dan jika dibiarkan akan membentuk lubang," ujar Ratna kepada CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor sisa makanan yang masih menempel pada gigi yang tidak dibersihkan dengan baik akan menyebabkan suasana mulut menjadi asam. Kondisi pH mulut yang rendah akan menyebabkan reaksi kimia tertentu dan mengakibatkan larutnya mineral-mineral penyusun gigi, sehingga menjadikan gigi mudah berlubang.
Menurut penelitian FKG UI pada 2008-2009, sebanyak 82,49 persen penyakit gigi yang diteliti merupakan penyakit pulpa lanjutan dengan ciri-ciri seperti bengkak dan berdenyut yang terjadi pada gigi bagian belakang, akibat menumpuknya plak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memastikan geraham belakang Anda tidak menyebabkan sakit gigi yang menjengkelkan.
Waktu pembersihanRatna menyarankan untuk membersihkan gigi satu jam setelah makan. Hal ini terkait dengan kondisi pH pada lingkungan mulut.
"Makanan membuat suasana mulut menjadi asam, dan butuh satu jam hingga pH naik kembali dan gigi dapat dibersihkan dengan aman," ujar Ratna.
Kondisi pH mulut yang asam akan menyebabkan mineral dalam gigi mudah larut. Jika gigi disikat sebelum kondisi asam tersebut hilang, akan semakin memperparah kondisi gigi.
Jenis sikatJenis sikat gigi juga memengaruhi keefektifan dalam membersihkan gigi. Posisi anatomi geraham belakang yang berbeda dengan gigi lain membutuhkan jenis sikat gigi yang mengakomodir kebutuhan tersebut.
Menurut ahli konservasi gigi dunia, G.V. Black, instrumen kedokteran dan kesehatan gigi harus menyesuaikan dengan bentuk gigi. Hal tersebut membawa beberapa kentungan seperti: mencegah perputaran; meningkatkan kestabilan dan keseimbangan; mudah dikendalikan; dan meningkatkan akurasi serta jangkauan.
Ratna menambahkan, efektivitas usaha pembersihan gigi dapat semakin optimal dengan menggunakan bulu sikat jenis medium, karena dapat mengangkat plak lebih baik ketimbang jenis bulu sikat soft.
Cara sikatCara menyikat gigi masyarakat Indonesia masih banyak yang salah. Padahal cara sikat gigi yang salah dapat menyebabkan banyak penyakit, mulai dari sakit gigi akibat plak yang kurang dibersihkan, hingga gigi sensitif akibat email yang terkikis.
Cara sikat yang benar berupa gerakan atas-bawah untuk deretan gigi seri yang terletak di bagian depan. Kemudian untuk deretan gigi bagian belakang, dapat disikat di sisi samping dengan gerakan memutar. Sedangkan untuk bagian atas gigi geraham, dapat dilakukan dengan gerakan maju-mundur.
Waktu optimal untuk melakukan pembersihan plak gigi adalah dua menit untuk keseluruhan kegiatan sikat gigi.
Selain tiga faktor kesuksesan pembersihan plak, konsultasi dengan dokter gigi secara rutin tiga hingga enam bulan sekali sangat diperlukan untuk menjaga gigi Anda tetap sehat.
(mer/mer)