Jakarta, CNN Indonesia -- Lelaki ini populer lewat panggilan Chef Degan. Sejak tampil di layar kaca sebagai salah satu juri di program Master Chef Indonesia, laki-laki bernama asli Degan Septoadji Suprijadi ini semakin dikenal oleh publik.
Sikapnya ramah, hangat, serta tak sungkan berbagi ilmu, membuat orang semakin mengapresiasi karya-karyanya. Sebelumnya, Chef Degan memang telah lama malang-melintang sebagai chef di berbagai hotel di penjuru dunia.
Bali lalu jadi tempat berlabuhnya mengikuti panggilan jiwa sebagai seorang koki. Chef Degan membuka sebuah restoran bernama Cafe Degan di kawasan Petitenget Kuta Bali. Restoran tersebut menghadirkan menu-menu otentik Indonesia yang sangat tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesibukan Chef Degan di Jakarta membuatnya mulai mempelajari pasar di Jakarta. Akhirnya, bersama sang istri Nike Kurnia, Degan membuka restoran keduanya, Letter D. Sekitar dua setengah bulan yang lalu yakni pada 26 Januari 2015 Letter D resmi dibuka.
“Setelah ada acara Master Chef dan karena saya sering ke Jakarta, akhirnya saya mempelajari market di Jakarta. Saya pikir kenapa enggak? Akhirnya pada saat ini keluarga berkesempatan membuka restoran berikutnya di Jakarta,” kata Chef Degan di restorannya Letter D, Jakarta Selatan, pada Senin (16/3).
Melangkah ke Letter D seperti masuk ke berbagai budaya di penjuru dunia. Dekorasinya tidak bertabrakan, tapi menyatu ciptakan suasana hangat, membuat orang betah duduk berlama-lama. Rupanya dekorasi yang menyejukkan mata ini diciptakan sesuai dengan kekayaan rasa di menu Letter D.
“Kalau lihat interiornya ada western-nya, ada Indonesia-nya, kayunya semua dari Indonesia, besinya agak ke barat ke Eropa, botol-botolnya seperti botol olive oil di Mediterania, karpetnya juga sedikit Middle Eastern. Kalau lihat menu saya ya begitu menunya, disesuaikan dengan interiornya,” kata Degan.
Degan sejak awal ingin membuat sesuatu yang berbeda dari restoran sebelumnya di Bali. Dari segi menu, menurut Degan, restorannya sangat tradisional, otentik menonjolkan Indonesia. Sementara, Letter D lebih mencerminkan personalitas Degan.
“Di Letter D, ada masakan barat, ada masakan Indonesia, masakan Asia. Indonesia di-twist sedikit jadi tidak terlalu tradisional. Sedikit modern lah bisa dibilang, tapi rasanya enggak modern, rasanya otentik,” ujarnya hangat.
Jika ingin dibilang kuno memang kuno, kata Degan. Namun, dari segi penampilan sajiannya memang berbeda. Membuka restoran pun harus berjodoh dengan tempat dan lokasi. Degan jatuh hati begitu melihat tempat Letter D sebelumnya yang memiliki dua dapur.
“Kenapa saya akhirnya mau buka di sini karena pas dapat tempat ini ada dua dapur untuk produksi dan presentasi. Akhirnya, kita putuskan untuk oke kita bikin di Jakarta,” kata Degan tentang restorannya yang bertempat di Jalan Ahmad Dahlan, nomor 16, Jakarta Selatan itu.
“Memang restoran juga harus jodoh, akhirnya direnovasi, saya mengubah sedikit interiornya. Interiornya kita sesuaikan dengan masakan yang ada di menu.”
(win/mer)