Legenda Ayam Goreng Korea yang Kini Menginvasi Dunia

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 12:00 WIB
Orang-orang akan menemukan gerai ayam goreng Korea berkerumun di mana terdapat banyak populasi manusia.
Daya tariknya tak terbendung berkat pemakaian bahan-bahan seperti gula, cabai, MSG, dan teknik penggorengan dua kali untuk menghasilkan kulit yang tipis, bergemeretak, dan hampir transparan. (Thinsktock/bhofack2)
Jakarta, CNN Indonesia -- Teksturnya renyah dan juicy. Pada beberapa menu ada banyak cabai yang akan membuat seseorang berhalusinasi. Di beberapa tempat membolehkan pengunjungnya memesan hingga 16 versi berbeda, tapi makanan ini datang dengan hanya satu ukuran, besar.

Mereka digoreng tidak hanya sekali, setidaknya dua kali, bahkan tiga kali. Menjilati jari adalah bagian terbaiknya. Ayam goreng Korea barangkali adalah makanan berantakan tergila yang mencapai daratan dunia.

Pengenalan singkatnya berawal lewat media Barat yang ditulis oleh jurnalis kuliner Julia Moskin di New York Times. Makanan ini kemudian menyapu bak badai pada 2007 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daya tariknya tak terbendung berkat pemakaian bahan-bahan seperti gula, cabai, MSG, dan teknik penggorengan dua kali untuk menghasilkan kulit yang tipis, bergemeretak, dan hampir transparan.

Sajian ini tak pernah berminyak, selalu lezat. Menjilati jari seperti keahlian yang harus dimiliki para penikmatnya, maka pantas jika sekotak tisu selalu disajikan bersama dengan tempat sampah untuk tulang.

Dilansir dari laman The Guardian, saat ini ayam goreng Korea ini telah muncul di Sydney dan Melbourne.

Berpasangan dengan bir, sajian ini dikenal sebagai Chi-Mc, kependekan untuk chicken-beer Korea. Kini, Anda akan menemukan ayam goreng Korea di berbagai tempat di dunia. Makanan ini pun kian menjajah dan semakin menaklukkan dunia.

Legenda ayam goreng Korea

Bagaimana semuanya dimulai? Legenda ayam goreng Korea bermula saat tentara Amerika Serikat melakukan tur saat Perang Korea. Mereka menginginkan ayam goreng untuk makanan di markas. Penduduk lokal pun melayani permintaan tersebut.

Saat para tentara itu pergi, mereka bereksperimen dengan menggunakan tepung dan pati yang berbeda untuk melapisi ayam. Mengasinkan ayam agar tetap juicy, menggorengnya dua kali sampai seperti keripik untuk memaksimalkan kerenyahan.

Mereka lalu melemparkan unggas yang baru saja dimasak itu ke dalam cabai bubuk tanpa biji. Bubuk cabai merupakan dasar dari masakan Korea gochugaru dan gochujang, pasta cabai yang difermentasi. Kandungan gula tinggi pasta cabai dikombinasikan dengan panas dari wajan terkaramelisasi membuat ayam mendapatkan kerenyahan ekstra.  

Langkah berikutnya, menambahkan bahan-bahan segar lain, yakni cabai panas, daun bawang, rice cakes, dan kacang sebagai tekstur.

Namun sekarang, orang-orang akan menemukan berbagai variasi sajian ini. Dari ayam goreng Korea tanpa tulang, bahkan ditaburi bubuk penyedap keju nacho. Dunia sedang menunggu. Sekarang, orang-orang akan menemukan gerai ayam goreng Korea berkerumun di mana saja banyak populasi manusia.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER