Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai orang yang berkecimpung penuh di dapur, mengolah berbagai bahan makanan, apa kriteria makanan sehat bagi seorang koki?
Degan Septoadji Suprijadi yang akrab disapa Chef Degan mengatakan, bahwa makanan sehat tergantung pada bahan-bahan yang dipakai. “Buat saya
healthy food itu makanan yang diprosesnya
fresh, segar, kita juga harus memilih
ingredient yang benar,” kata Chef Degan menjawab lugas.
Ada satu hal yang ditekankan oleh Chef Degan, tidak hanya makanan yang sehat tetapi juga makan yang sehat. “
Not only healthy food tapi juga
healthy eating,” ucap Degan di restoran miliknya Letter D pada Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaiknya santap makanan secukupnya saja, jangan terlalu banyak, kata Degan. “Kita tidak mesti
ngabisin piringnya ya. Soalnya kita kadang-kadang dilatih dari orang tua harus habis, itu masih di kepala, meskipun sebetulnya itu bagus.”
Yang Chef Degan maksud, tidak mengambil makanan terlalu banyak. Jika mendapat porsi makanan yang besar, tidak usah dipaksakan untuk menghabiskannya kalau sudah kenyang, katanya. Menurut Chef Degan, rasa lapar itu terjadi hanya saat seseorang menginginkan sesuatu.
“Setelah makan, coba kita
diemin kira-kira lima belas menit, meskipun sebetulnya masih merasa lapar. Sensasi lapar akan hilang setelah itu. Jadi memang harus diatur,” katanya memberikan tips.
Makanan sehat juga bisa merupakan berupa makanan segar yang mentah. “Kaya crudites wortel, bisa dimakan di saat sore ketika mulai lapar. Atau ngemilnya rujak daripada makan gorengan.”
Crudites adalah hidangan pembuka khas Perancis. Makanan ini terdiri dari irisan sayur-sayuran mentah yang kadang dicelupkan ke dalam saus. Teknik pengolahan tak kalah pentingnya.
“Misalnya kukus, grilling atau masak dengan jusnya sendiri, kasih air sedikit atau kaldu sedikit saja, dimasak dengan jusnya sendiri dari masakan itu, jangan digoreng.”
"
Simple food can be very nice," kata Chef Degan. Makanan enak bisa ditemui dimana saja. Degan sendiri memiliki ikatan emosional dengan masakan ibunya. “Saya suka masakan ibu saya, karena itu membawakan saya memori, ada
emotional attachment-nya di situ,” ujarnya tentang sang ibu yang berdarah Solo tersebut.
“Dulu waktu saya makan di tempat nenek, saya ingat ibu karena masakannya mirip. Kok bisa mirip, oh iya memang ibu belajar masak sama nenek,” kata Chef Degan mengenang sambil tertawa lepas.
Makanan enak juga bisa ditemui tanpa sengaja saat berjalan-jalan di suatu tempat.
“Kita jalan sore-sore ada stroberi yang tumbuh kita petik itu juga bisa enak banget. Metik buah yang langsung dari pohonnya itu juga luar biasa enaknya. Bukan mesti masakan yang dibuat,” kata Chef yang menempuh pendidikan memasak di Jerman tersebut.
(win/mer)