Jakarta, CNN Indonesia -- Selain Paris, kota Milan juga dikenal sebagai kota mode. Namun, Indonesia nampaknya tak gentar dengan hal itu. Buktinya, enam desainer Indonesia berani unjuk gigi di hadapan publik Milan dan negara lainnya yang modis.
Desainer Ba'i Seomarlono, Citra Subiyakto, Dana Maulana, Kleting Titis Wigati, Mel Ahyar, dan Raiko Pasya akan berpartisipasi dalam World Expo Milano (WEM) 2015 di Milan. Dalam ajang ini, Indonesia akan membuka pameran di Paviliun Indonesia dengan berbagai acara, salah satunya
fashion show.Tak sekadar
fashion show biasa, perwakilan Indonesia akan memadukan fesyen, musik dan seni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masing-masing desainer akan menampilkan 1-3 baju kreasinya. Mereka akan menampilkan kreasi busananya yang memiliki unsur lokal, baik dari pemakaian bahan, atau inspirasi busana.
"Waktu itu aku diajak Pak Didi Petet (Ketua Koperasi Pelestari Budaya Nusantara), dia bilang, 'Kleting kita ada Milan Expo. Kita ingin sesuatu yang
ready to wear, mereka kan Kota Mode'," kata Kleting kepada CNN Indonesia di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (17/3).
Ia ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam
fashion department demi terlaksananya acara pembukaan ini. Kleting pun lantas menghubungi rekan desainernya yang lain untuk ikut berpartisipasi.
Sebelumnya, ada puluhan desainer yang mengikuti proses seleksi. Tapi akhirnya terpilihlah enam desainer muda yang dinilai bisa merepresentasikan Indonesia di dunia. Enam desainer itu juga akan dibantu oleh seorang
make-up artist bernama QQ Franky.
Selain tampil dalam acara pembukaan secara bersama-sama, enam desainer ini pun diberi kesempatan untuk memamerkan karyanya masing-masing. "Nanti ada tampil sendiri juga. Lima sampai delapan baju. Di minggu yang sama (dengan pembukaan)," ujar Kleting menjelaskan.
Kleting sendiri mengaku akan membuat sesuatu yang berbeda dari biasanya. Sayangnya, ia belum mau membocorkan tentang konsepnya untuk di Milan nanti. "Nanti saja biar surprise," katanya saat berbincang dengan CNN Indonesia.
Satu hal yang pasti, Kleting mengaku akan mengaplikasikan kain tradisional untuk busananya yang
ready to wear. "Aku akan merespon kain Indonesia secara ready to wear khusus untuk Milano Expo," ujar Kleting.
"Aku pakai bahan kain sutra Makassar, Sengkang," katanya menambahkan.
Untuk membuat koleksinya kali ini, Kleting mengaku terinspirasi dari tema besar World Expo Milano, yaitu
feeding the planet,
energy for life. "Nanti ada yang berbau alamnya," kata Kleting yang masih merahasiakan konsep busananya.
Berbeda dengan Kleting, Mel Ahyar justru blak-blakan ketika ditanya tentang konsep bajunya nanti.
Pada WEM nanti, Mel Ahyar tidak membuat koleksi baru, melainkan melakukan ekstensi dari koleksi sebelumnya yang bertajuk Suvarnabhumi. Koleksi ini pernah ditampilkannya dalam ajang Bazaar Fashion Festival 2015 lalu.
"Saat presentasin konsep
ngeliatin koleksi Suvarnabhumi, ternyata mereka maunya aku mempresentasikan itu lagi ke Milan," kata Mel Ahyar saat berbincang dengan CNN Indonesia.
"Aku bikin koleksi baru dengan tema yang sama. Konsepnya
couture collection dan ada delapan koleksi," kata Mel menambahkan.
Meski tidak menggunakan kain tradisional Mel Ahyar mengangkat kekayaan Indonesia dari inspirasi busananya.
"Aku pakai cotton silk bukan kain tradisional karena sudah banyak desainer yang mengusung itu. Aku mencoba untuk perspektif lain supaya tidak kain tradisional melulu," kata Mel.
Ia mengaku terinspirasi dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Mel begitu kagum dengan kuatnya budaya mereka, namun sayangnya Suvarnabhumi justru lebih dikembangkan di Thailand. "Mereka kental dengan sejarah Suvarnabhumi. Sementara pusatnya di Palembang hilang begitu saja. Padahal pada masa itu (Kerajaan Sriwijaya) pusatnya dan paling besar," ujar Mel menjelaskan.
Suguhan Fesyen, Musik, dan Seni Indonesia untuk MilanTak hanya menyuguhkan peragaan busana dengan model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk, pesta pembukaan WME 2015 di Paviliun Indonesia akan dikemas dalam sebuah pertunjukan. Fesyen, musik, dan seni akan dipadukan jadi satu.
Enam desainer tersebut akan bekerja sama dengan band White Shoes and The Couples Company (WSATCC) dan Dipa Barus untuk membuat konsep pesta pembukaan ini sulit dilupakan masyarakat internasional.
"Kami sajikan satu kesatuan di
showcase opening. Ada musik White Shoes yang napasnya pop tapi bisa mengolah lagu tradisional dengan sangat bagus. Ada Dipa Barus, DJ Indonesia yang
crowd-nya banyak dan enam desainer," kata Kleting.
Pertunjukkan ini pun nantinya akan dikemas sedemikian rupa sehingga tidak terlihat seperti WSATCC dan Dipa Barus hanya sebagai pengiring
fashion show enam desainer tersebut.
"Ini satu
showcase yang saling merespons satu sama lain. Bukan hanya merespons fesyennya, tapi fesyennya juga merespons musisinya," ujar Kleting.
Senada dengan Kleting, Ricky Virgana, Bassist dari WSATCC mengatakan mereka tidak akan bermain mengiringi model yang berlenggak-lenggok di atas panggung. Tapi, akan menjadi satu kesatuan yabg saling melengkapi. "Nanti kita juga main jejingkrakan. Ada
space khususnya. Seperti seni pertunjukkan bukan hanya
runway desainer," kata Ricky.
Saat ini mereka pun masih membicarakan konsep yang akan dibawakan nanti. WSATCC akan membawakan lagu yang sesuai dengan baju para desainer. Mereka pun akan memberikan beberapa masukan untuk para desainer. Bahkan nantinya para personel WSATCC akan memakai baju rancangan para desainer.
(chs/mer)