Gula Tersembunyi di Balik Saus Pasta, Cokelat, dan Sari Buah

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 13:03 WIB
Sebotol saus bolognaise 500 gram berisi lebih dari enam gula batu, sama seperti sebatang cokelat.
Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan tidak lebih dari sepuluh persen energi harian seseorang harus berasal dari gula. (CNN Indonesia internet/ Pixabay/Humusak)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tanpa disadari kita telah mengonsumsi lebih banyak gula dari yang kita sadari. Jutaan manusia tanpa sadar mengonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung gula tinggi. Hingga dalam prosesnya, tubuh mereka akan menggemuk.

Beberapa biang kerok di antaranya adalah produk seperti minuman soda dan es krim terkenal. Namun, sebagai perbandingan, ada banyak makanan tak jelas lainnya, misalnya saus pasta, sup kemasan, dan makanan yang disebut sebagai granola sehat yang sebetulnya sarat dengan gula.

Contohnya, sebotol saus bolognaise 500 gram berisi lebih dari enam gula batu, sama seperti sebatang cokelat. Lalu, sup tomat kemasan setara dengan produk sari buah kemasan yang mengandung sekitar lima gula batu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, buah sehat seperti seperti mangga sekalipun mengandung sekitar sembilan gula batu. Namun, gula yang ada di dalam susu, sayuran, dan potongan-potongan buah, termasuk buah kering, tak begitu mendatangkan malapetaka.

Jadi, jika sesorang mendapat sebagian besar asupan gulanya dari sumber-sumber tersebut, dia bisa makan sampai 18 gula kubus setiap hari. Kian banyak bukti yang melaporkan bahwa terlalu banyak gula berkontribusi terhadap obesitas dan penyakit diabetes.

“Ini adalah jumlah gula keseharian yang kita konsumsi yang menciptakan masalah,” kata Roy Taylor, profesor ilmu kedokteran dan metabolisme di Universitas Newcastle.

Penelitian dunia tentang 'gula tersembunyi'

Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan tidak lebih dari sepuluh persen energi harian seseorang harus berasal dari gula bebas. Tidak hanya untuk gula yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman olahan, tetapi juga gula yang ditemukan secara alami dalam madu, sirup, dan jus buah.  

Jumlah tersebut setara dengan sekitar 50 gram atau 10 gula batu sehari. Jumlah tersebut mudah dicapai dengan sebotol minuman soda. Namun, badan dunia PBB menyarankan, sebaiknya seseorang tidak mengonsumsi gula lebih dari lima persen atau sekitar 25 gram, sekitar enam sendok teh, untuk mencapai manfaat kesehatan yang terbaik.

Sayangnya, banyak dari kita mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut. Laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia mengungkap, asupan rata-rata free sugar di Amerika Utara dan Amerika Tengah adalah 95 gram per hari (yakni sekitar 19 gula kubus), naik menjadi 130 gram (26 gula batu) per hari di Amerika Selatan.

Sementara itu, di Eropa Barat rata-ratanya adalah sekitar 101 gram atau sekitar 20 gula kubus. Krisis obesitas global di luar kendali menciptakan kejengahan para ahli kesehatan. Mereka jadi semakin vokal tentang bahaya dari 'gula tersembunyi' di dalam makanan.

Graham MacGregor, Profesor Kedokteran Kardiovaskular di Rumah Sakit London, mengatakan bahwa industri makanan menambahkan gula lebih banyak ke dalam makanan. Konsumen sebagian besar tidak menyadarinya karena gula tersebut tersembunyi.

“Gula yang ditambahkan ke dalam makanan kita adalah fenomena yang sangat baru, hanya terjadi ketika gula yang diperoleh dari tebu, bit, dan jagung menjadi sangat murah untuk diproduksi,” kata Graham.

“Maka tidak mengherankan jika sekaleng minuman bersoda memiliki kadar gula mengejutkan, tujuh gula batu atau sekitar 35 gram.” Jumlah yang sama ditemukan pada makanan-makanan yang kita kira tidak mungkin.

Termasuk di antaranya, air dengan rasa, yoghurt, sup kalengan, makanan siap saji, bahkan roti.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER