Karyawan toko bersikeras siapa pun diperbolehkan membaca dengan teliti benda-benda beraroma harum di sana.
“Ini adalah ruang bebas, bukan toko mewah di mana pelanggan berpakaian tanpa cela, Anda boleh berjalan memakai celana pendek,” kata Gianluca Foa, direktur komersial apotek saat memberikan tur lokal.
Foa menjamu para tamu sambil bercerita sejarah tempat tersebut. Biarawan Dominika berlabuh di Florence di awal abad ke-13. Mereka mengubah gereja Santa Maria Novella, yang kemudian dikenal sebagai Santa Maria delle Vigne menjadi sebuah biara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka membuat apotek di biara yang letaknya berdampingan, lalu berbudidaya tanaman obat dan menciptakan minyak balsem, salep, dan obat herbal lainnya untuk rumah sakit biara.
Pandemi Black Death menyerang Eropa pada abad pertengahan ke-14, memusnahkan sekitar 70 persen populasi Florence. Saat itu, para biarawan mulai membuat air mawar sulingan sebagai antiseptik untuk mendisinfeksi rumah.
“Acqua di Rose masih jadi salah satu produk terlaris kami. Tentu saja sekarang air tersebut digunakan sebagai cairan toner dan parfum bukan disinfektan,” kata Foa.