Jakarta, CNN Indonesia -- Sindrom kepala meledak atau exploding head syndorme (EHS) kedengarannya seperti penyakit yang tidak nyata. Namun, di Amerika Serikat, seperlima dari jumlah mahasiswanya terjangkit sindrom kepala meledak, berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sleep Research.
Sindrom ini pada faktanya tidak benar-benar membuat seseorang meledak. Seseorang yang terserang sindrom ini biasanya ditandai dengan mendengar suara tiba-tiba atau suara keras ketika akan tidur dan bangun tidur.
Belum begitu banyak informasi yang diketahui tentang kondisi ini. Namun, penelitian sudah membantah teori yang dilaporkan sebelumnya, bahwa penyakit ini hanya memengaruhi orang-orang yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian sindrom kepala meledak tersebut dilakukan oleh Universitas Negeri Washington. Sekitar 211 mahasiswa diperiksa untuk meneliti sindrom kepala meledak dan kelumpuhan tidur.
Dari responden mahasiswa tersebut, setidaknya 18 persen melaporkan merasakan sindrom kepala meledak setidaknya satu kali.
Penelitian tersebut juga menemukan, EHS seringkali menyebabkan rasa takut klinis yang signifikan. Para responden tidak dapat merasionalisasi apa yang mereka dengar.
“Beberapa orang yang merasakan pengalaman-pengalaman menakutkan ini meletakkannya dalam teori konspirasi yang salah,” kata Brian Sharpless, penulis penelitian tersebut, berdasarkan jurnal Medical News Today.
Sharpless menemukan korelasi sindrom ini dengan kelumpuhan tidur. Mahasiswa yang mengalami kelumpuhan tidur, sebanyak 37 persen juga mengalami EHS.
Para profesional medis berpikir, EHS terjadi ketika otak mengalami kesulitan untuk mematikan fungsinya ketika akan tidur atau memulainya kembali ketika bangun, kata laporan penelitian tersebut. Sharpless mengatakan, suara keras yang terjadi karena kondisi tersebut terjadi karena saraf pendengaran mengaktifkan semua sekaligus bukan mematikannya secara benar.
Sejauh ini, perawatan atas sindrom ini masih kurang. Namun penelitian menunjukkan bahwa penyebaran informasi tentang sindrom ini bisa membantu mengurangi rasa takut orang-orang mengalaminya.
(win/mer)