IQ Tinggi dan Pendapatan Besar, Hidup Bayi ASI Lebih Sukses

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 18:13 WIB
Tiga puluh tahun kemudian, para peneliti menemukan hubungan antara tingkat kecerdasan dan durasi bayi disusui.
Ilustrasi ibu menyusui. (Thinkstock/oksun70)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak ibu memilih menyusui sebagai ikatan dengan bayi mereka, memberikan nutrisi optimal, serta kenyamanan bayi.

Namun, efek menyusui tidak cuma itu, ada efek seumur hidup yang dirasakan. Banyak orang, peneliti, serta dokter setuju, jika bayi ASI lebih cerdas dari yang tidak mendapat ASI. Namun, apakah kecerdasan ini dibawa sampai dewasa, belum ada penelitian sejauh itu.

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), hubungan antara menyusui dan kecerdasarn sudah diamati sejak 1929. Dalam Journal of American Medical Association pada 1929, peneliti Carolyn Hoefer dan Crumpton Hardy mempresentasikan temuan mereka terhadap sekitar 383 anak-anak di Chicago.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Responden anak yang berusia 7 sampai 13 tahun tersebut mendapat ASI ekslusif saat mereka bayi. Para pelajar itu dilaporkan lebih pintar dari mereka yang makan makanan atau minuman buatan. Pada 2014, Jurnal Nutrisi melaporkan korelasi antara perilaku anak, kecerdasan, dan menyusui.

Tim peneliti dari Korea mempelajari sekitar 874 anak-anak di Korea. Mereka menemukan, anak-anak yang disusui memiliki sedikit risiko gangguan hiperaktif dan kecerdasan lebih tinggi.

Lalu, para peneliti di Brasil juga mengikutinya. Ada sekitar 6 ribu bayi yang disusui ASI pada 1982. Bayi-bayi itu berasal dari berbagai latar belakang sosial ekonomi sehingga kekayaan tidak menjadi faktor menentukan apakah bayi-bayi tersebut mendapat ASI atau tidak.

Tiga puluh tahun kemudian, para peneliti menemukan hubungan antara tingkat kecerdasan dan durasi bayi disusui.

Misalnya, bayi yang disusui ASI selama satu tahun mencetak poin tinggi pada tes IQ daripada bayi yang hanya mendapat ASI satu bulan, berdasarkan penelitian dalam The Guardian. Sebanyak 3500 dari 6 ribu bayi yang sekarang telah dewasa setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Para peneliti menemukan hubungan antara menyusui dan pendidikan. Mereka yang diberi ASI, dan yang diberi ASI untuk jangka waktu lebih lama, cenderung menerima tingkat pendidikan lebih tinggi.

Tingkat kecerdasan dan pendidikan menyebabkan orang-orang mendapatkan pekerjaan yang dibayar lebih baik. Mereka yang diberi ASI selama satu tahun mendapatkan pendapatan lebih besar per bulan daripada mereka yang diberi ASI selama satu bulan.

Kandungan ASI yang ajaib

Orang-orang yang menentang berpendapat, apakah itu karena menyusui, yang membuat ikatan kuat ibu dan anak, atau kemampuan ibu untuk mendidik dan membina anaknya? Banyak orang merasa, ibu yang memilih menyusui lebih menghabiskan banyak waktu dengan bayi mereka, sehingga bisa memberikan pengajaran keterampilan dini yang meningkatkan kecerdasan anak.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menunjukkan bahwa air susu ibu mengandung nilai gizi tertentu yang memperbaiki kognitif. ASI memiliki rantai panjang asam lemak tak jenuh ganda. Dua di antaranya memiliki efek langsung pada fungsi, pertumbuhan, dan ukuran otak, yaitu docosahexanoic acid (DHA) dan asam arakidonat (AA).

Menyusui adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecerdasan seseorang, tingkat pendidikan, pendapatan secara keseluruhan. Studi menunjukkan semakin lama seorang ibu menyusui anaknya, semakin baik respons sang anak.
 
Tidak semua perempuan berhasil menyusui. Bagaimanapun, perlu dukungan dari keluarga dan kelompok-kelompok tertentu seperti di lingkungan kerja. Menurut WHO, seorang ibu harus mencoba untuk menyusui selama mungkin, setidaknya enam bulan.

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER