Memahami Disfungsi Ereksi Lewat Proses Ereksi

Windratie | CNN Indonesia
Sabtu, 11 Apr 2015 03:13 WIB
Untuk bisa memahami disfungsi ereksi, Anda harus paham proses ereksi dahulu.
Apa pun yang mengganggu rantai proses ereksi tersebut, entah itu yang sifatnya neurologis berbasis saraf atau pembuh darah, dapat mengganggu ereksi. (Getty Images/ Vstock LLC/thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Untuk bisa memahami disfungsi ereksi, Anda harus paham proses ereksi dahulu. Ereksi terjadi ketika seorang lelaki melihat, mendengar, mencium, merasa, menyentuh, atau berpikir sesuatu yang membuatnya terangsang secara seksual.

Otak lalu mengirimkan sinyal kimia melalui saraf yang memberitahu otot halus di penis untuk bersantai sehingga memungkinkan darah terkumpul di organ tersebut. Darah kemudian terjebak di dalam penis yang menegang sampai hubungan seksual berakhir.

Setelah ejakulasi, otot halus penis kembali ke keadaan normal, yang menyebabkan periode refrakter pada lelaki.

Periode yang dibutuhkan laki-laki untuk beristirahat sebelum mengalami ereksi lagi. Pada laki-laki remaja, periode tersebut hampir tidak ada. Pada saat lelaki memasuki usia pertengahan, periode refrakter dapat berlangsung dua sampai tiga hari pada satu waktu.

Apa pun yang mengganggu rantai proses ereksi tersebut, entah itu yang sifatnya neurologis berbasis saraf atau pembuh darah, dapat mengganggu ereksi. Diabetes tipe 2 atau penyakit jantung dapat merusak pembuluh darah dan saraf.

Sementara, kondisi seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma dapat memengaruhi otak manusia. Akibatnya, kemampuan ereksi memburuk pada kecepatan yang sama seperti penyakit kronis.

“Anda tidak mengalaminya (disfungsi ereksi) pada usia 20 atau 30, tapi saat usia terus berjalan, itulah waktunya (disfungsi ereksi) masuk dan membuat dampak,” kata Kevin Billups, direktur Program Kesehatan Integratif Laki-laki di Institut Urologi Brady di John Hopkins, seperti dilansir dari laman Huffington Post.

Beberapa penelitian melaporkan, mengubah pola makan, meningkatkan olahraga, dan kebiasaan sehat lainnya terbukti memperbaiki gejala disfungsi ereksi pada lelaki. Berikut adalah perubahan gaya hidup yang menjadi obat bagi disfungsi ereksi.

Laki-laki dengan disfungsi ereksi, yang mampu berhenti merokok, dapat memperbaiki gejala disfungsi ereksi mereka setelah satu tahun, jika dibandingkan dengan terus melakukan kebiasaan merokok mereka.  

Penelitian teranyar terhadap hampir 300 orang dari ras berbeda menunjukkan, aktivitas fisik atau olahraga dapat meningkatkan fungsi seksual dan gejala disfungsi ereksi. Laki-laki dapat menyembuhkan gejala disfungsi ereksi dengan olahraga teratur.

Penelitian disfungsi ereksi juga dilakukan dengan pola diet dan menjaga berat badan.

Studi acak terhadap laki-laki dengan disfungsi ereksi yang melakukan diet, baik diet Mediterania atau diet reguler, menemukan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan menurunkan peradangan.

Sementara, studi menemukan, orang-orang gemuk berisiko 40 persen meningkatkan risiko disfungsi ereksi, ketimbang mereka yang tidak gemuk.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER