Jakarta, CNN Indonesia -- Anak tidak dapat memperkirakan celah waktu ketika menyeberang jalan. Hal ini lebih buruk dari yang diperkirakan orang tua mereka. Dalam sebuah penelitian, anak diminta menebak seberapa jauh mobil datang dari persimpangan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang jalan.
Menggunakan realitas virtual, peneliti menguji kemungkinan anak-anak saat melintasi jalan raya dalam kehidupan nyata.
Hasil penelitian menunjukkan, orang tua terlalu tinggi berharap anak-anak mereka dapat menyeberang jalan, akibatnya lengah mengajarkan kebiasaan aman pada anak, kata Barbara Morrongiello, profesor psikologi di Universitas Guelph di Ontario, seperti dilansir dari laman Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morrongiello dan rekan penelitinya Michael Corbett merekrut 139 anak-anak dan orang tua mereka untuk berpartisipasi dalam percobaan menyeberang jalan virtual di Guelph, sebuah komunitas di pinggir kota, sekitar 45 menit dari Toronto.
Para peserta penelitian memakai
headset yang dilengkapi dengan layar 3D dan sensor gerak untuk mendeteksi setiap langkah nyata mereka saat melangkah di jalan virtual. Para peserta berdiri di persimpangan jalan dua arah virtual dengan trotoar. Dilengkapi dengan suara lalu-lintas yang semakin keras saat mobil mendekat.
Setelah anak melakukan uji coba menggunakan perangkat, para peneliti meminta mereka untuk menyeberang jalan virtual saat mereka pikir kondisi lalu-lintas aman. Para peneliti mengukur berapa detik mobil virtual datang menabrak anak saat mereka menyeberang jalan.
Mereka menempatkan orang tua dalam situasi sama, dan bertanya kapan mereka pikir anak mereka mencoba menyeberang. Orang tua umumnya berharap anak-anak tidak menyeberang saat mobil datang melaju kurang dari empat detik. Sementara, anak-anak menyeberang lalu-lintas dengan celah amat ketat dari sekitar tiga detik, berdasarkan temuan penelitian.
Sekitar enam persen anak tertabrak mobil virtual. Anak yang lebih muda dari usia 7 sampai 9, mulai menyeberang lalu-lintas saat mobil mendekati sekitar 2,95 detik. Orang tua mereka berpikir, anak-anak akan menyeberang dengan celah waktu 4,19 detik.
Anak-anak usia 10 sampai 12 tahun rata-rata menyeberang dengan celah 3,03 detik. Sementara, orang tua mereka pikir anaknya akan menyeberang dengan celah 3,85 detik, menurut jurnal Injury Prevention.
Temuan ini mengungkap bahaya yang nyata, kata Frederick Rivara, wakil ketua pediatri di Universitas Washington di Seattle. Pelajaran keselamatan pejalan kaki bisa dimulai di usia berapa pun. Terutama bagi anak-anak di perkotaan. Mereka harus berhadapan dengan persimpangan sibuk dari usia yang sangat muda, kata Rivara.
Saat anak-anak berusia 4 atau 5 tahun, sebaiknya orang tua mulai membiarkan anak membuat keputusan tentang kapan saat yang aman untuk menyeberang jalan. Dimulai dari menyeberang di jalan perumahan dengan lalu lintas ringan sebelum mencobanya di persimpangan sibuk.
(win/win)