Satu dari Tiga Perempuan Terinfeksi Bakteri Vaginosis

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 20:10 WIB
Sayangnya, banyak perempuan tidak mengerti tentang bakteri tersebut. Kebanyakan malah salah mengira gejala tersebut diakibatkan kondisi lain, seperti jamur.
Bakterial vaginosis (BV) memang bukan infeksi seksual menular. Namun, dia dapat berkembang setelah berhubungan seksual. (CNN Indonesia internet/ Merry Wahyuningsih)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari tiga perempuan mendapatkan bakterial vaginosis (bacterial vaginosis/ BV), penyebab paling umum keputihan tak biasa, pada satu ketika dalam hidup mereka.

Sayangnya, banyak perempuan tidak mengerti tentang bakteri tersebut. Kebanyakan malah salah mengira gejala tersebut diakibatkan oleh kondisi lain, seperti jamur.

Dilansir dari laman Independent, kendati penyebab BV belum baik dipahami, BV terjadi pada kondisi-kondisi berikut. Yaitu, ketika lingkungan normal vagina berubah, ketika bakteri normal (lactobacillus) hanya sedikit, saat terjadi pertumbuhan berlebihan untuk jenis bakteri lain, dan ketika vagina jadi lebih basa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BV memang bukan infeksi seksual menular. Namun dia dapat berkembang setelah berhubungan seksual. Perempuan mana pun bisa mendapatkannya, termasuk mereka yang belum pernah berhubungan seks.  

Kegiatan yang berisiko untuk terkena BV bagi perempuan di antaranya adalah berhubungan seks dengan pasangan baru atau beberapa mitra, menggunakan sabun yang mengandung obat atau sabun wangi untuk vagina.

Risiko lain juga berasal dari penggunaan deterjen yang kuat untuk mencuci pakaian, seks oral, douching (pembilasan vagina), penggunaan sabun atau deodoran vagina, serta merokok.

Perubahan hormon selama siklus menstruasi, semen di vagina setelah berhubungan seks tanpa kondom, alat kontrasepsi dalam rahim, dan faktor genetik juga ikut memainkan peran.

Sekitar setengah dari perempuan dengan BV tak memiliki tanda-tanda dan gejala sama sekali. Atau, mungkin mereka tidak menyadari kehadiran BV.

Gejalanya, peningkatan keputihan biasa yang menjadi menjadi lebih tipis dan berair, perubahan warna menjadi abu-abu putih, serta mengembangan bau kuat tak sedap seperti bau amis, terutama setelah berhubungan seksual.  Gejala tersebut tidak selalu menyebabkan nyeri, gatal, atau iritasi.

Tes BV dapat dilakukan dengan pengobatan orugenital (genitourinary medicine/ GUM) atau klinik kesehatan seksual, beberapa klinik praktik umum.

Tes ini cepat dan mudah. Dokter atau perawat menggunakan kapas atau lingkaran plastik kecil untuk mengumpulkan sampel sel dari dinding vagina. Hanya perlu beberapa detik saja melakukannya, biasanya tidak terasa sakit.

Ph (basa/ keseimbangan asam) vagina dapat diukur juga dengan menyeka sampel keputihan pada sehelai kertas khusus. Hasilnya bisa segera didapat, sementara ada juga yang perlu mengirimkan sampel ke laboratorium.

Beberapa perempuan khawatir, BV bisa memengaruhi peluang mereka untuk hamil, tetapi tidak ada bukti jika itu benar. Yang jelas, BV dapat menyebabkan masalah dengan kehamilan, dan infeksi tersebut ditemukan pada perempuan yang mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau bayi dengan bayi yang lahir dengan berat badan rendah. BV aman diobati selama kehamilan dan saat menyusui.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER