Kain Aceh hingga Padang di Koleksi Baju Lebaran Itang Yunasz

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2015 16:59 WIB
Suasana atrium Pasar Tanah Abang Blok B mendadak ramai oleh banyak orang. Ternyata mereka ingin ikut menyaksikan fashion show Itang Yunasz.
Model memeragakan busana muslim rancangan Itang Yunasz dengan label produk Kamilaa dan Preview di Blok B Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 30 April 2015. Kali ini Itang Yunasz mengeksplorasi ragam tenunan daerah sumatera dan diangkat dengan tema Puspa Ragam Andalas. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana atrium Pasar Tanah Abang Blok B mendadak ramai oleh banyak orang. Ternyata mereka ingin ikut menyaksikan fashion show Itang Yunasz yang digelar pada Kamis (30/4) siang.

Ini memang bukan kali pertama Itang menggelar peragaan busana di pasar. Tahun ini merupakan tahun keempat ia melakukannya.

Itang Yunasz memang sudah dikenal sebagai desainer busana siap pakai yang menjangkau pasar menengah bawah. Bahkan di Pasar Tanah Abang dia punya lini fesyen muslim perempuan yang dikhususkan untuk menjangkau pasar tersebut dengan brand Kamilaa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Itang juga bekerja sama dengan merek Preview yang mengeluarkan koleksi muslim busana pria berupa baju koko.

Dalam fesyen show kali ini, Itang mengusung tema Puspa Ragam Andalas. Pemilihan tema ini berdasarkan pada pemakaian motif kain-kain khas Sumatera yang ia gunakan. Mulai dari Aceh sampai Palembang.

Sebanyak 70 look busana muslim perempuan dan 50 look baju koko pria ditampilkan di panggung peragaan busana. Koleksi inilah yang nantinya akan dikeluarkan Kamilaa dan Preview untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri.

(Lihat Foto: Melihat Baju Lebaran Karya Itang Yunasz di Pasar Tanah Abang)

Ada beberapa tampilan yang digunakan Itang untuk busananya, mulai dari kaftan hingga busana muslim dengan celana panjang. Ia terlihat banyak memainkan outer seperti blouson tunic jacket, long tunic jacket, clip jacket maupun cape sehingga membuat model busananya terlihat bertumpuk.

"Masih sistem tumpuk-menumpuk. Cuma waktu dilepas masih jadi bagian yang bisa dipakai," kata Itang dalam konferensi pers sebelum fashion show dimulai.

Model memeragakan busana muslim rancangan Itang Yunasz dengan label produk Kamilaa dan Preview di Blok B Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 30 April 2015. Kali ini Itang Yunasz mengeksplorasi ragam tenunan daerah sumatera dan diangkat dengan tema Puspa Ragam Andalas. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Motif-motif kain khas Aceh, Padang, maupun Palembang yang sebelumnya ia cetak ke bahan satin silk, satin polyester, dan chiffon cheruti ia padu padankan dalam satu busana sehingga membuat satu tampilan busana yang begitu kaya motif.

Ia memang sengaja tak menggunakan kain asli, melainkan kain print. Selain untuk menekan harga produksi, sehingga pasarnya lebih luas, Itang beralasan kalau memotong kain tradisional, seperti songket sangat disayangkan.

"Sangat disayangkan kalau songket dipotong. Songket itu kan masterpiece," ujarnya. Dengan menerapkan printing motifnya pada bahan lain, menurut Itang ia bisa mengangkat budaya Indonesia supaya bisa dipakai oleh semua lapisan. Karena harga kain tradisional sebenarnya sangatlah mahal.

Meski memadupadankan beberapa kain dan tidak menggunakan kain asli, tak lupa ia juga menggunakan detail asli dari kain-kain tradisional tersebut. Seperti menggunakan warna asli kain Aceh yang identik dengan warna gelap dengan sentuhan hijau yang Islami. Selain itu, Itang juga menggunakan warna lainnya seperti pink, biru, hijau, fuschia, dan warna lainnya agar lebih colorful.

Sementara detail keemasan pada kain songket Palembang atau kain Sumatera Barat, Itang mengakalinya dengan memberikan sentuhan embellishment. "Ada warna kuning dan detail embellishment yang ditato dalam titik printing," katanya.

"Kalau di-printing sentuhan emas enggak bisa keluar tapi dengan embellishment bisa mengangkat nilai baju itu sendiri," ujarnya menambahkan.

Tak semua koleksi Itang kali ini menerapkan kain tradisional Andalas. Ia juga menggunakan motif bunga dan kupu yang dibordir dalam beragam warna.

Untuk koleksi prianya, Itang juga menggunakan teknik printing dan bordir dalam baju koko lengan pendek maupun panjang.

"Koko casual digital printing dengan motif berbentuk pintu masjid Middle East dan Aceh. Ada juga bordir motif ikat yang besar kita coba tampilkan dalam front baju itu," ujar Itang.

Secara keseluruhan baju koko karya Itang tersebut memang beda dari biasanya. Baju koko itu lebih terlihat muda dan universal karena detailnya yang tidak terlalu agamis.

Meski busana ini ditujukan untuk koleksi Lebaran mendatang, namun Itang menekankan busana ini bisa dipakai siapa saja dari semua kalangan. Pasalnya ia ingin mengembangkan modest fashion yang kini memang sedang dibicarakan baik di Tanah Air maupun di dunia.

"Saya berharap apa yang kita berikan bisa membuat manfaat orang banyak bukan hanya untuk muslimah. It's a modest fashion. Bisa dipakai semua kalangan," katanya mengucapkan.

Koleksi Itang bisa langsung Anda beli di tokonya di Tanah Abang dengan harga berkisar Rp 200 ribu hingga 600 ribu untuk koleksi Kamilaa, dan Rp 95 ribu hingga 175 ribu untuk Preview.


(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER