Jakarta, CNN Indonesia -- "Saya yakin kita bisa bersaing dalam bidang fesyen, terutama baju muslim. Tapi saya enggak mau sebut baju muslim. Saya ajukan penyebutannya
modest fashion."
Begitu kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya pada gelaran Indonesia Fashion Week lalu. Entah sejak kapan dan siapa yang memulai penyebutan busana muslim sebagai
modest fashion. Tapi tampaknya, penyebutan ini lebih terdengar universal.
"Sebenarnya baju itu tidak mengenal agama," kata Itang Yunasz memberikan pendapat yang hampir sama dengan Arief. Itang dikenal sebagai perancang busana muslim. Ia menambahkan, dengan mengusung
modest fashion, cakupan pasar bisa lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Modest fashion itu kan artinya yang sopan," kata Itang. Pakaian muslim pun pasti sopan. Ketika tidak menggunakan tutup kepala sekali pun, pakaian itu masih bisa terlihat sopan.
Dengan begitu, kalangan di luar muslim juga bisa tampil sopan. "
It's a modest fashion. Bisa dipakai semua kalangan," kata Itang lagi.
Meski bukan hal baru, belakangan ini
modest fashion mendapat perhatian lebih. Itang mengatakan. beberapa lini fesyen yang tidak berkonsentrasi pada penyediaan busana muslim pun ikut menyediakan
modest fashion sebagai pilihan.
"Valentino sedang mengerjakan itu bagian tubuh sampai leher tertutup," ujar Itang. Namun, ia mengaku tak tahu penyebab beberapa lini fesyen dunia mulai merambah
modest fashion."Mungkin karena ekonomi di
Middle East atau China lagi kuat. China saja pakaiannya enggak terbuka. Paling cheongsam. Buat kung fu saja dia tertutup semua," kata Itang menjelaskan.
Hal inilah yang perlu disadari betul oleh para desainer tanah air. "Justru kenapa dunia sedang memikirkan hal itu," ujar Itang.
Jangan sampai sebelum cita-cita tahun 2020 terwujud, Indonesia sudah terpukul jauh ke belakang oleh lini fesyen terkemuka yang juga mengusung
modest fashion. Padahal Indonesia punya porsi besar mengambil jatah itu.
(rsa/rsa)