Jakarta, CNN Indonesia -- Desainer Itang Yunaz baru saja meluncurkan karya terbarunya bertajuk Puspa Ragam Andalas. Dalam koleksi siap pakai untuk lini busana Kamilaa dan Preview ini, Itang menggunakan kain tradisional dari daratan Sumatera.
Laki-laki yang lahir pada 31 Desember 1958 lalu itu mengambil motif kain Aceh, Sumatera Barat, dan Palembang. "Pulau Sumatera yang mencakup Aceh sampai Palembang. Saya enggak lanjut ke Lampung," kata Itang dalam konferensi pers yang digelar sebelum peragaan busananya di Pasar Tanah Abang Blok B, Kamis (30/4).
Itang mengaku tidak lanjut memakai kain khas Lampung, yaitu tapis karena merasa belum mampu mendapatkan desain yang sesuai keinginannya. "Saya tidak memakai kain Lampung karena beratnya tapis itu. Sebenarnya saya sudah coba bordir tapisnya cuma masih belum keluar yang saya inginkan," ujar Itang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Lampung, kain tradisional Sumatera yang tidak ia angkat dalam koleksi Andalasnya ini adalah kain dari Sumatera Utara, yaitu Ulos. Berbeda dengan kain tapis, soal ulos, ia mengaku belum berani mengolahnya. Hal ini disebabkan karena kain ulos ini sering digunakan pada upacara sakral suku Batak.
"Saya belum belajar tentang ulos. Jadi saya enggak berani. Karena ada yang untuk pengangkatan ada yang untuk kematian," kata Itang. "Saya takut kalau saya sukanya yang kematian tapi dipakai buat baju. Nanti jadi gimana," ujarnya melanjutkan.
Untuk itulah Itang memilih tidak menggunakannya daripada harus mendapat kritik sana sini karena ketidakpahaman tentang kain tersebut. "Selain itu, saya juga mencari yang (nuansa) Islamnya lebih kuat," katanya.
(chs/mer)