Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat melaporkan, para ibu menghabiskan sedikit waktu untuk bekerja di dapur setelah bekerja di siang hari, dan lebih banyak waktu bersantai di depan televisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas South Carolina ini menunjukkan bahwa para ibu di AS jauh kurang aktif secara fisik dibandingkan dengan para ibu di dekade sebelumnya.
Sekarang, mereka menghabiskan lebih banyak waktu terlibat dalam kegiatan menetap, misalnya menonton televisi, daripada memasak dan bersih-bersih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian yang dipimpin oleh ahli epidemiologi Edward Archer, dan diterbitkan di dalam jurnal medis
Mayo Clinic Prooceedings, adalah tindak lanjut dari studi kontroversial di awal tahun ini.
Penelitian kontroversial pada 2010 itu melaporkan bahwa perempuan menghabiskan 25 persen waktu lebih banyak untuk kegiatan rekreasi daripada memasak dan bersih-bersih.
Dibandingkan para ibu dengan anak-anak berusia antara 5 dan 18 tahun di rumah pada era 1965, ibu-ibu dengan anak berusia itu pada 2010 menghabiskan rata-rata sebelas jam per minggu lebih sedikit melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas tersebut misalnya, pekerjaan rumah tangga, memasak, merawat anak, dan berolahraga. Perempuan yang sama menghabiskan tujuh jam lebih dalam seminggu untuk kegiatan menetap, seperti berselancar di dunia maya, mengemudi, atau menonton televisi.
Sementara, ibu dari anak-anak di bawah usia 5 tahun, menurunkan 14 jam aktivitas fisik dari jadwal mingguan mereka. Mereka meningkatkan aktivitas menetap mereka menjadi sekitar enam jam dalam satu minggu.
Ditambah, alokasi ulang waktu ini menandakan, para perempuan kontemporer membakar lebih sedikit kalori.
Yakni, pengurangan energi rata-rata 177 kalori lebih, yang terbakar saat melakukan pekerjaan rumah tangga dan berolahraga per hari untuk para perempuan dengan anak usia lebih tua, dan 255 kalori per hari untuk perempuan dengan anak-anak yang usianya lebih muda.
Di setiap generasi-generasi yang lalu, ibu makin tidak aktif secara fisik, berkegiatan menetap, dan obesitas, sehingga berpotensi memengaruhi risiko anak jadi tidak aktif, adipositas (kegemukan), dan penyakit menular kronis, kata Archer.
Data untuk penelitian tersebut berasal dari database penelitian American Heritage Time Use memakai lebih dari 50 ribu pencatatan diary dari 1965 sampai 2010, seperti dilansir dari laman resminya.
(win/mer)