Depresi Berkepanjangan Tingkatkan Risiko Stroke Hingga 114%

Utami Widowati | CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2015 16:41 WIB
Orang dewasa yang mengalami gejala depresi terus menerus — tetap  berisiko terserang stroke meski mereka melaporkan depresi mereka sudah membaik.
Ilustrasi depresi. (Thinkstock/AntonioGuillem)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak kondisi yang memicu atau meningkatkan risiko stroke. Salah satunya adalah depresi. Penelitian terakhir  menyebut bahwa depresi yang berkepanjangan bisa meningkatkan risiko stroke hingga 114 persen. Hal ini bisa terjadi tanpa gejala sekali.

Seperti dilaporkan Time (13/5), jika depresi sudah tidak lagi  cukup kuat mencengkeram pikiran sekalipun, efeknya ke kesehatan fisik tetap terasa.

Tak hanya berimbas pada stroke, depresi juga  meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2 dan bahkan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, demikian seperti diterbitkan di Journal of the American Heart Association, Rabu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang dewasa berusia 50 tahun yang mengalami gejala depresi terus menerus — tetap menanggung risiko terserang stroke  meski  mereka melaporkan depresi mereka sudah membaik.

Para peneliti menganalisa data lebih dari 16 ribu orang berusia 50 tahun dan lebih. Mereka diteliti tiap dua tahun selama periode 1998-2010. Orang yang diteliti dan memiliki riwayat stroke, faktor risiko stroke dan gejala depresi.

Orang-orang dengan gejala depresi yang mereda pada wawancara kedua, ternyata tetap 66 persen berisiko tinggi stroke dibanding mereka yang tanpa gejala depresi.

“Kami tak tahu jika kami meneliti individu yang bebas dari gejala depresi dalam waktu lama apakah risiko strokenya juga lebih rendah,” kata penulis hasil penelitian Paola Gilsanz, dari Harvard T.H. Chan School of Public Health. “Untuk mengetahui hal itu kami membutuhkan penelitian yang lebih besar.”

Namun meski data menyebutkan bahwa mengobati gejala depresi tidak secara langsung mengurangi risiko stroke, para peneliti tetap menekankan pentingnya penanganan secara dini.

“Kami juga merekomendasikan bagi orang yang mengalami depresi, agar  juga fokus pada perawatan kesehatan secara menyeluruh. Termasuk pencegahan stroke, sebagaimana orang yang sehat lainnya,” kata Gilsanz. (utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER