Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda salah satu dari jutaan orang di seluruh dunia yang gemetar ketakutan saat melihat jarum suntik? Bagi beberapa orang, hanya berpikir disuntik saja bisa mengilhami rasa takut.
Namun, para ilmuwan di Spanyol percaya bahwa ada jawaban sederhana untuk mengatasi hal tersebut, yakni dengan menahan napas. Mengambil napas panjang dan menahannya dapat memicu otak untuk meredam sistem saraf sehingga membuat seseorang kurang sensitif terhadap rasa sakit, berdasarkan studi tersebut.
Ketika seseorang mengalami stres, tekanan darahnya akan naik dan memberikan reaksi ke otak atau anggota badan yang lain. Pada beberapa kasus, orang tertentu merasa perlu melawan ancaman tersebut atau melarikan diri, berdasarkan laporan dari New Scientist, seperti dilansir dari laman resminya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tubuh sebetulnya memiliki cara alami untuk membawa tekanan darah kembali turun. Sensor teknanan pada pembuluh darah di paru-paru mengirimkan sinyal ke otak, memberitahu untuk mengurangi tekanan.
Sinyal-sinyal ini membuat otak meredam sistem saraf, membuat seseorang merasa kurang sensitif terhadap rasa sakit. Hal ini bisa menjelaskan, mengapa orang-orang dengan tekanan darah tinggi juga punya ambang nyeri lebih tinggi.
Gustavo Reyes del Paso dari Universitas Jaen, Spanyol, ingin mengetahui apakah menahan napas, yang merupakan cara alami meningkatkan tekanan darah, bisa membuat seseorang kurang sensitif terhadap rasa sakit?
Dia lalu melakukan sebuah penelitian kecil. Sebanyak 38 orang dijepit kukunya sambil selama lima detik, sementara mereka menahan napas. Lalu, dia mengulangi tes sambil relawan diminta bernapas perlahan-lahan.
Dia menemukan kedua teknik tersebut dapat mengalihkan relawan dari rasa sakit mereka. Namun, para relawan melaporkan, rasa sakit berkurang ketika mereka menahan napas daripada ketika merkea menghirup napas perlahan-lahan.
Pada skala satu sampai sepuluh, rasa sakit yang dialami oleh relawan turun setengah poin dari 5,5 ke 5 saat mereka menahan napas. Reyes del Paso percaya menahan napas merupakan respons alami di saat seseorang menunggu untuk rasa sakit.
Namun Paso mengatakan, teknik ini tidak bekerja untuk cedera tak terduga, seperti tertusuk peniti. Agar efek ini bekerja, seseorang harus mulai menahan napas sebelum rasa sakit terjadi. Itu pula alasan mengapa teknik ini dapat mengantisipasi sengatan suntikan.
Namun, beberapa ahli kritis terhadap temuan ini. “Menahan napas dapat membuat seseorang menegangkan otot-otot mereka, yang mungkin membuat beberapa kondisi menyakitkan semakin buruk, tambahnya,” kata Richard Chapman dari Universitas Utah mengatakan kepada laman New Scientist.
(win/mer)