Gambaran Kesederhanaan Gaun Pengantin Sapto Djojokartiko

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Minggu, 17 Mei 2015 16:48 WIB
Desainer Sapto Djojokartiko menghadirkan kreasi gaun pengantin yang beda dari biasanya. Ia menghadirkan gaun yang sangat sederhana, tanpa payet dan ekor.
Koleksi busana Sapto Djojokartiko (Arselan Ganin/tim muara bagdja.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsep pernikahan kembali ke alam kini marak dijumpai. Jauh dari hingar bingar pesta, sekarang ini banyak orang memilih melepas masa lajangnya dengan pernikahan hijau.

Masih segar di ingatan konsep pernikahan penyanyi muda, Andien Aisyah, yang seakan menjadi impian banyak orang. Alam hutan dengan dekorasi serba kayu membuat suasana terlihat damai dan romantis.

Melihat tren pernikahan yang berkembang, desainer Sapto Djojokartiko merancang baju pengantin sesuai dengan tema menyatu dengan alam yang cenderung santai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam koleksi kali ini, saya mencoba merepresentasikan resort wedding. Pesta outdoor. Banyak permintaan semacam ini, jadi coba tawarkan koleksi yang bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut," ujar Sapto dalam konferensi pers di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (15/5).

Koleksi kali ini, menurut Sapto, berbeda dari rancangannya sebelumnya. "Tidak seperti biasanya. Siluet lebih rileks jadi pengantin terasa lebih nyaman," tutur Sapto.

Delapan gaun yang buatan Sapto memang terlihat sangat sederhana. Siluet dan modelnya pun tak macam-macam. Semua gaunnya didominasi gaun loose, dengan tambahan aksesori sederhana berupa belt.

"Tidak ada ekor, tidak ada payet. Semua baju loose, tidak ketat. Jadi kalau after party ada musik, DJ, mereka bisa bebas bergerak," kata Sapto.

Semua baju dalam koleksi ini memang hanya menjuntai sederhana. Ia menggunakan bahan bermotif untuk membuat gaunnya jadi lebih apik. Sapto menyuguhkan delapan gaun dengan perpaduan warna-warna netral. "Tidak hanya off white, tapi warna lain. Warna-warna netral," katanya.

Kesederhanaan bukan hanya muncul dari hal itu, Sapto juga menggambarkan kenyamanan dan kesederhanaan busananya lewat model busananya. Ia hanya membuat mini dress dan maxi dress longgar. Sayangnya, kesederhanaan model ini seolah membuat gaun pengantin Sapto jadi terlihat seperti gaun pada umumnya.

Dalam beberapa busananya, ia memadukan gaun panjang berwarna krem dengan kardigan berkancing tunggal di atas berwarna keabuan. Di koleksi lainnya, bahkan ada gaun yang dibuat dengan gaya mirip gaun panjang tanpa lengan yang biasa dipakai saat berlibur ke pantai.

Namun, Sapto punya alasan sendiri mengapa ia garis rancang ini yang dipakainya. "Banyak orang berpikir, setelah menikah apakah baju bisa dipakai lagi. Nah, saya coba buat konsep seperti ini. Kalau nanti mau dipakai lagi, tinggal dipadukan dengan aksesori lain," papar Sapto.

Meski demikian, ada juga gaun rancangannya yang terlihat lebih apik untuk pernikahan. Dia membuat gaun bergaya Yunani yang memiliki belahan dada rendah. Namun di bagian kiri dan kanannya ditambahkan dengan aksen sayap. Di pinggangnya terselip sebuah ikat pinggang dengan detail manik-manik putih kecil yang mengelilinginya. Sedangkan di bagian tangannya dibuat dengan kain berbahan lace putih.

"Bahan luarnya transparan jadi saya berusaha pikirkan bahan dalam yang transparan, tapi tidak terlihat transparan, tapi tetap nyaman. Akhirnya saya pakai bahan seperti organza cotton," tutur Sapto.

Demi kenyamanan dan suasana pernikahan yang santai, Sapto sengaja memasangkan gaun-gaun pengantin ini dengan sepatu datar yang ringan serta riasan dan tata rambut sederhana.
"Sederhana, tapi berbeda dari yang lain. Itu memang konsepnya," kata Sapto.

Lewat koleksi ini, Sapto ingin mengajarkan kepada masyarakat bahwa pernikahan tidak melulu mewah.


(chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER