Jakarta, CNN Indonesia -- Drama dan boy band Korea masih menjadi fenomena tersendiri di Indonesia. Drama-drama Korea yang sendu dan romantis ini bukan hanya 'menjual' cerita, tapi juga menjual berbagai keindahan alam Negeri Ginseng ini.
Tak pelak, banyak wisatawan Indonesia yang tertarik mengunjungi Korea Selatan untuk berwisata dan berlibur. Namun yang kerap jadi masalah, negeri ini sedikit kurang sesuai bagi wisatawan muslim, khususnya dari Indonesia.
Memang, penduduk Korea Selatan memang tidak didominasi kaum muslim. Akibatnya, beberapa fasilitas khusus untuk wisatawan muslim sangatlah kurang. Melihat besarnya potensi wisatawan muslim Indonesia yang datang ke Korea Selatan, negara ini pun mulai berbenah untuk jadi negara yang ramah muslim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 88 persen penduduk Indonesia adalah muslim. Maka kami bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memudahkan wisatawan muslim ketika berkunjung ke Korea dari Indonesia," kata Oh Hyonjae, Direktur Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta dalam penyataannya yang diterima CNN Indonesia.
Kepada CNN Indonesia secara khusus, KTO Jakarta juga menyebutkan, fokus tambahan bagi wisatawan muslim ke Korea juga disebabkan karena jumlah wisawatan muslim yang bertandang ke Negeri Kimchi ini juga cukup tinggi, tak cuma dari Indonesia. Pemerintah Korea Selatan mulai tertarik pada kenyamanan muslim karena ada banyak wisatawan dari Malaysia dan juga Timur Tengah.
Bulan Januari-November 2013, wisatawan muslim dari Timur Tengah mencapai 18,505. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 33 persen di tahun 2014.
Salah satu bentuk keramahan pada wisatawan muslim terdapat di Provinsi Gangwon, Korea Tengah. Provinsi Gangwon menyediakan berbagai restoran yang halal dan ramah muslim serta berbagai fasilitas ibadah yang memadai. Fasilitas ini diberikan sebagai pelengkap wisatawan muslim berwisata mengunjungi Pulau Nami, Pulau Jeju dan juga museum DMZ di Goseong.
Dari data KTO Jakarta, sampai saat ini sudah ada sekitar 118 restoran yang didaulat sebagai restoran yang 'Muslim Friendly' dan restoran halal. Pengesahan dan sertifikasi halal ini diberikan oleh lembaga keagamaan Korea yang disebut Korea Muslim Federation yang sudah berdiri sejak tahun 1967.. Hanya saja, yang diberi sertifikat halal resmi dari lembaga ini terbilang masih sedikit. Sisanya, hanya merupakan restoran yang muslim friendly, restoran self-certified, restoran Muslim-welcome, dan 4 restoran pork-free.
Restoran tersebut tidak hanya menjual makanan muslim, tetapi juga makanan Korea yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan muslim.
Kategori Self-Certified adalah restoran yang menggunakan bahan-bahan halal tetapi tidak memiliki sertifikat halal resmi. Muslim-friendly adalah restoran yang dikelola oleh muslim tetapi masih menjual alkohol.
Muslim-welcome adalah restoran yang menyajikan menu vegetarian dan menu bebas daging babi. Sementara itu, restoran yang masuk dalam kategori Free-pork adalah restoran yang tidak menyajikan daging babi tetapi memiliki daging tidak halal lain. Bukan cuma soal makanan yang aman dikonsumsi muslim, Pemerintah Korea Selatan juga menambah berbagai fasilitas peribadatan. Di kota-kota besar, terdapat berbagai masjid dan musala yang bisa digunakan dan ditemui oleh wisatawan single traveller sekalipun.
Musala bisa ditemukan di Bandara Incheon, Pulau Nami, Everland dan beberapa tempat wisata lainnya. Sedangkan Masjid sudah banyak terdapat di kota-kota besar di seluruh Korea Selatan. Misalnya di Seoul, Busan, Gwangju, Gyeonggi, Anyang dan Ansan.
Seoul Central Masjid adalah salah satu masjid besar yang berusia cukup tua. Masjid ini dibangun dekat sungai Han dan gunung Namsan pada tahun 1976. Di masjid inilah, Koream Muslim Federation berkantor. Di dekat masjid ini juga terdapat Islamic Center.