Jakarta, CNN Indonesia -- Sembilan dari sepuluh laki-laki dengan kanker prostat dapat segera diobati dengan obat baru maupun yang sudah ada, melalui penelitian penyakit yang disebut para ilmuwan sebagai 'Batu Rosetta'.
Untuk pertama kalinya para peneliti dapat memecahkan kode penyakti kanker prostat,. Mereka mengidentifikasi mutasi genetik yang dikaitkan dengan penyebaran kanker prostat ke seluruh tubuh. Temuan itu memprediksi, lebih dari 90 persen pasien kanker prostat berpotensi dapat diobati.
Penelitian ini dapat memperpanjang hidup ribuan orang dengan penyakit kanker prostat yang sudah memasuki tahap lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penemuan ini akan sangat mengubah cara kita berurusan dengan penyakit mematikan ini. Seolah-olah kita mengambil prisma cahaya putih pada kanker prostat stadium lanjut untuk menghasilkan warna pelangi,” kata Johann de Bono, ketua dari penelitian kesehatan internasional ini.
Dikutip dari laman Independent, kanker prostat merupakan kanker yang paling sering terjadi pada laki-laki, dengan lebih dari 40 ribu kasus baru didianogsa setiap tahun di Inggris. Meski jika diketahui pada tahap awal dapat disembuhkan, sekali kanker menyebar di luar prostat, penyakit ini hanya dapat dikelola dengan hormon penekan dengan waktu terbatas.
“Untuk pertama kalinya kami menghasilkan peta genetik yang komprehensif dari mutasi kanker prostat yang sudah menyebar ke seluruh tubuh. Peta ini akan memandu pengobatan di masa depan dan uji coba pengobatan penyakit mematikan berbeda,” kata Profesor de Bono.
“Di masa lalu, kami mengobati kanker prostat yang mematikan sebagai penyakit tunggal, tetapi penemuan ini menunjukkan bahwa ini adalah sekelompok penyakit, yang masing-masing didorong oleh mutasi mereka sendiri.”
De Bono menambahkan, para peneliti menyebut penelitian ini sebagai penelitian kanker prostat Batu Rosetta karena kemampuannnya memecahkan kode kompleksitas penyakit. Hasil penelitian in akan diterjemahkan sebagai perawatan pribadi untuk pasien.
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari delapan lembaga di Amerika Serikat dan Eropa ini menganalisis mutasi DNA yang terjadi dalam metastasis sel tumor ketika menyebar ke luar kelenjar prostat pada sekitar 150 laki-laki dengan kanker prostat stadium lanjut.
Hampir dua per tiga dari pasien, yang mengembangkan mutasi pada molekul yang berinteraksi dengan hormon androgen laki-laki ini, berpotensi membuka jalan baru untuk terapi hormon.
Hampir 20 persen dari pasien, mengembangkan mutasi pada pada gen BRCA1 dan BRCA2, yang dikenal memainkan peran penting dalam mengembangkan kanker payudara dan ovarium. Hal ini menunjukkan bahwa penemuan ini bisa digunakan untuk untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut.
Temuan utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell ini adalah, kanker prostat bukan satu penyakit tetapi beberapa, yang masing-masing ditentukan oleh jenis mutasi DNA yang terjadi pada sel-sel tumor, ketika penyakit berkembang dari satu tahap ke tahap lainnya.
(win/win)