Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat menarik makanan berlemak yang mengandung kolesterol, penyebab penyakit jantung dan stroke, dari daftar 'nutrisi yang perlu dihindari', menyusul publikasi sebuah penelitian terbaru.
Selama kurun 40 tahun, orang-orang telah diperingatkan akan bahaya makanan berlemak yang mengandung kolesterol tinggi, contohnya mentega, telur, daging merah, kerang dan hati, karena bahaya substansi yang dikandungnya untuk darah kita.
Namun, Departemen Pertanian Amerika Serikat berencana untuk mencabut pedoman diet mereka. Jumlah gula yang dikonsumsi masyarakat, kini menjadi fokus pemerintah AS sebagai gantinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketentuan baru ini bertujuan untuk mengurangi penekanan terhadap bahaya lemak jenuh, mengingat kurangnya bukti lemak jenuh dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Laporan dari Komite Penasihat Pedoman Diet, di AS, menyimpulkan, “Bukti yang ada menunjukkan tidak ada hubungan yang cukup antara konsumsi diet kolesterol dan kolesterol darah. Kelebihan kolesterol bukan hal yang harus dikhawatirkan.”
Ahli jantung Steven Nissne dari Cleveland Clinic, mengatakan, bahwa hal tersebut adalah keputusan yang tepat.
“Kami mendapatkan pedoman diet yang salah. Selama empat puluhan tahun mereka telah salah,” katanya, seperti dilansir dari laman Independent.
Dia memperkirakan, sekitar 20 persen kadar kolesterol di dalam darah berasal dari makanan, yang berarti, seluruh kolesterol diproduksi oleh hati dan benar-benar dibutuhkan oleh tubuh.
Aseem Malhotra, ahli kardiologi dan direktur kampanye Action On Sugar, menulis di dalam British Medical Journal, sudah waktunya untuk menghapus mitos lemak jenuh menyebabkan penyakit jantung.
"Kolesterol bukan racun yang keji, melainkan unsur penting dari kehidupan," tambahnya. "Menurunkan kolesterol darah dengan mengubah diet tidak lebih dari kemustahilan."
(win/utw)