Jakarta, CNN Indonesia -- Celana dalam seksi seperti thong, mungkin dulu jadi buruan. Namun kini, celana dalam seperti ini tak lagi jadi buruan. Selain itu, kembalinya popularitas celana dalam besar berpinggang tinggi atau yang populer disebut sebagai
granny panties juga melejit karena adanya isu penggunaan thong bisa menyebabkan meningkatnya risiko infeksi vagina.
Namun, meningkatnya popularitas model
plus size, membuat semakin banyak perempuan yang menggunakan si celana dalam nenek ini.
Menanggapi ketakutan perempuan pengguna thong akan bahaya infeksi vagina ini dibantah oleh Dr. Lauren Streicher, penulis buku
Sex Rx.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebenarnya hanya politik pakaian dalam," katanya kepada Huffington Post. "Tak ada bukti medis yang menyebabkan terjadinya hal ini."
Dikatakan dia, sebenarnya semua jenis celana dalam bisa menyebabkan infeksi vagina. Namun infeksinya bukan disebabkan karena celananya, melainkan tingkat kebersihan dari vaginanya sendiri.
"Tingkat higienis yang berpengaruh pada infeksi. Karena ini semua memengaruhi flora dan pH vagina," ucapnya.
Intinya, menurut dia, Anda bisa asalkan Anda bisa menjaga kebersihan vagina dan celana, celana dalam apa pun yang dipakai tak akan banyak berpengaruh.
"Saya selalu menganjurkan pada pasien saya untuk memakai celana dalam yang nyaman menurut dia. Kalau tidak nyaman jangan dipakai."
Pergeseran konsumen, khususnya di Amerika ini dikaitkan juga dengan kenyataan bahwa perempuan masa kini sudah memilih pakaian dalam yang seksi namun tetap nyaman dipakai. Desainer pakaian dalam pun kini juga lebih memikirkan kenyamanan dibanding tren dan hanya sekadar seksi.
Kami ingin perempuan melihat citra dirinya dan menyadari bahwa mereka tak harus melakukan cara tertentu untuk merasa cantik. Kami hanya menawarkan sebuah ide bahwa tak masalah kok untuk menjadi diri sendiri," kata Helene Morris, desainer dari sebuah merek lingerie di Amerika.
Desainer lainnya, Kerry O'Brien juga mengatakan bahwa kenyamanan di atas segala-galanya. "Ketika saya sedang merancang produk baru, saya tidak pernah berpikir, 'Apakah (celana ini) akan membuat pria bilang seksi?'" kata O'Brien. "Saya hanya berpikir tentang apa yang perempuan ingin pakai, dan saya membuat gaya yang lembut dan 'memeluk tubuhnya' serta membuatnya merasa luar biasa. Tak peduli gaya apa yang dia suka, perempuan harus mencintai pakaian dalamnya dan pakaian dalamnya harus 'mencintai' mereka juga."
(chs/mer)