Jakarta, CNN Indonesia -- Bayi monyet rhesus yang disusui mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang berbeda dari monyet yang diberikan susu formula lewat botol, berdasarkan penelitian seperti dilansir dari laman futurity.org.
Ketika para peneliti berharap makanan berbeda dapat meningkatkan bakteri usus (mikrobiota) yang berbeda, mereka dikejutkan oleh betapa drastisnya mikroba tersebut membentuk pembangunan imunologi.
Secara khusus, kera yang diberi ASI memiliki sel-sel memori T dan sel-sel T helper 17 (TH17) lebih banyak. Sel-sel tersebut bertugas melawan bakteri salmonella dan patogen lainnya. Perbedaan itu bertahan selama berbulan-bulan setelah kera disapih dan diberikan makanan yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami melihat perkembangan dua sistem kekebalan tubuh yang berbeda. Satu pada hewan yang diberikan ASI dan yang lain diberikan susu formula," kata Dennis Hartigan-O'Connor, dari Departemen Imunologi di Universitas California yang juga ilmuwan di Pusat Penelitian Primata Nasional, California.
Namun, yang paling mengejutkan adalah daya tahan dari perbedaan-perbedaan dari cara pemberian asupan makanan tersebut. Mikroba-mikroba pada bayi memberikan sistem kekebalan tubuh yang bertahan lama.
Penelitian sebelumnya menyoroti hubungan ASI, mikrobiota, dan perkembangan sistem kekebalan tubuh. Misalnya, gula yang terkandung di dalam ASI membantu tumbuhnya bakteri tertentu yang mendukung sel-sel kekebalan tertentu.
Kera ASI memiliki jumlah bakteri prevotella dan ruminococcus lebih besar. Sementara, kera-kera kelompok yang meminum susu formula botol mendapatkan kelimpahan bakteri clostridium yang lebih besar.
Clostridium adalah jenis bakteri yang menyebabkan penyakitdan keracunan.
Secara keseluruhan, mikrobiota pada tubuh kera ASI lebih beragam dibandingkan kelompok kera yang minum susu formula dari botol susu.
(win/mer)