Kurangi Polusi Suara Bisa Menghemat Ongkos Penyakit Jantung

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2015 07:04 WIB
Mengurangi polusi suara dapat menghemat triliunan rupiah biaya penyakit jantung.
para peneliti menyarankan agar mengurangi tingkat kebisingan setiap hari sebanyak lima desibel. (Thinkstock/Leks_Laputin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polusi udara menjadi wacana ramai dibicarakan karena mencemari oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, tak hanya polusi udara yang menyebabkan buruknya kesehatan masyarakat, tapi juga tingkat kebisingan.

Dikutip dari Reuters, di wilayah paling bising di Amerika Serikat, mengurangi tingkat polusi suara, yang merupakan penyebab tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, dapat menghemat lebih dari US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40 triliun per tahun, berdasarkan penelitian ekonomi terbaru di AS.

“Banyak pekerjaan yang dilakukan untuk mengurangi polusi udara dan beban kesehatan masyarakat, tetapi suara sepertinya tidak pernah menjadi pertimbangan yang sama,” kata penulis penelitian senior Richard L. Neitzel dari University of Michigan School bidang Kesehatan Publik di Ann Arbor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkat kebisingan yang tinggi dikaitkan dengan kesehatan yang buruk, termasuk penyakit jantung. Gangguan tidur menyebabkan stres dan mengganggu siklus tubuh, kata Neitzel.

“Ini adalah perkirakaan kasar dari apa yang bisa diselamatkan jika kita mengurangi eksposur hal yang sangat umum ini,” katanya.

Pada 1974, Badan Perlindungan Lingkungan AS merekomendasikan batas paparan suara keras dalam waktu 24 jam, yakni rata-rata skala 55 desibel tertimbang. Kebisingan di waktu malam dianggap lebih berat karena menyebabkan gangguan tidur. Pada 1981, lembaga tersebut memperbarui batas rata-rata paparan suara, yakni di atas level 55 desibel.

Berdasarkan estimasi terakhir yang dikeluarkan, para peneliti mengasumsikan proporsi penduduk AS yang terkena kebisingan tingkat tinggi pada 2013 sama seperti yang diperkirakan pada 1981.

Meski demikian, dia dan rekan penelitiannya mengasumsikan, 46,2 persen orang-orang Amerika, atau sekitar 145,5 juta, terkena sedikitnya 58 desibel dan 13,9 persen, atau 43,8 juta, setidaknya terpapar 65 desibel per hari pada 2013.

Dengan memakai perkiraan tersebut, para peneliti berasumsi, risiko hipertensi atau penyakit jantung koroner meningkat tujuh sampai 17 per sepuluh desibel peningkatan paparan kebisingan.

Sekitar 15 persen, atau sekitar US$ 324 miliar (Rp 4,3 triliun) dari pengeluaran kesehatan per tahun di AS, digunakan untuk pengobatan hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Sepertiga dari orang dewasa AS memiliki tekanan darah tinggi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Akibatnya, para peneliti menyarankan agar mengurangi tingkat kebisingan setiap hari sebanyak lima desibel.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah pengidap hipertensi, sebanyak 1,4 persen, dan pengidap penyakit jantung koroner, sebanyak 1,8 dari jumlah penduduk di AS, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Preventive Medicine itu.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER