Jakarta, CNN Indonesia -- Perubahan hormonal setelah menopause menghasilkan gejala mirip pada banyak perempuan. Kendati demikian, perbedaan budaya juga dapat membentuk bagaimana orang-orang mengalami tahapan ini dalam kehidupan mereka. Hal tersebut diungkap dalam sebuah penelitan terbaru.
Dikutip dari Reuters, para peneliti mengulas hasil survei online terhadap 8.200 laki-laki dan perempuan tua di Amerika Utara dan Eropa. Peneliti menemukan, bagaimana menopause memengaruhi kehidupan seks dan hubungan para peserta, dan melaporkan keluhan serupa di berbagai negara.
Namun, besarnya gejala umum yang dialami, misalnya vagina kering
, hot flashes, dan bertambahnya berat badan berbeda-beda tergantung kebangsaan peserta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Di dalam masyarakat, di mana usia lebih dihormati, dan perempuan yang lebih tua dianggap lebih bijaksana dan baik, gejala menopause secara signifikan kurang mengganggu,” kata pemimpin penelitian Mary Jane Minkin, profesor kebidanan, ginekologi, dan kesehatan reproduksi di Sekolah Kedokteran Yale.
“Di negara, di mana menjadi tua tidak lebih baik, banyak perempuan menyamakan menopause dengan usia tua, dan gejalanya bisa jauh lebih dahsyat.”
Perempuan mengalami menopause ketika dia berhenti menstruasi, biasanya terjadi antara usia 45 dan 55. Hal ini diakibatkan karena ovarium membatasi produksi hormon estrogen dan progesteron pada usia menjelang menopause.
Pada perempuan gejalanya, mulai dari menstruasi tidak teratur dan kekeringan vagina sampai suasana hati yang berubah-ubah dan insomnia.
Minkin dan rekannya memfokuskan analisis mereka pada perempuan pasca-menopause berusia 55-65 tahun, dan laki-laki yang memiliki hubungan dengan perempuan tersebut, di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Swedia, Denmark, Finlandia, Norwegia, Perancis, dan Italia.
Terlepas dari kebangsaan, keringnya vagina adalah keluhan utama yang diungkapkan baik oleh responden laki-laki maupun perempuan, kata para peneliti dalam jurnal
Menopause.Dari negara-negara yang diteliti, gejala tersebut paling banyak dilaporkan di Kanada, di mana sekitar 85 persen perempuan dan 81 persen laki-laki mengatakan kondisi tersebut jadi perhatian mereka.
Gejala vagina kering juga umum terjadi di kalangan perempuan di Amerika Serikat, Inggris, Kanada. Sementara, Swedia dan Italia dilaporkan lebih sedikit terjadi. Laki-laki di AS, Inggris, Kanada, bagaimanapun, lebih banyak melaporkan gejala menopause pada pasangan mereka.
Secara keseluruhan, laki-laki memperingkatkan perubahan suasana hati dan rasa sakit pada vagina saat bersenggama sebagai salah satu dari lima keluhan teratas menopause. Sementara, bagi perempuan, terganggunya tidur dan peningkatan berat badan adalah yang terpenting.
Perempuan-perempuan warga Denmark, Swedia, dan Norwegia lebih banyak melaporkan, menopause ternyata jauh lebih baik dari yang mereka kira.
Sementara, para peserta yang tinggal di AS, Inggris, Perancis, dan Kanada, lebih rentan mengalami gejala menopause yang jauh lebih buruk dari yang mereka antisipasi.
Meski begitu, perbedaan budaya perbedan budaya yang disorot oleh respons survei menggarisbawahi bagaimana perbedaan setiap daerah terhadap pola makan, aktivitas fisik, sikap terhadap penuaan, dan harapan tentang menopause dapat memengaruhi bagaimana seseorang mengalami gejala tersebut, kata Melissa Melby, antropolog di Universitas Delaware.
(win/mer)