Tren Ibu Makan Plasenta Usai Melahirkan Patut Dipertanyakan

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2015 09:09 WIB
Ramuan plasenta menjadi ‘keajaiban’ di dalam dunia kesehatan dan gaya hidup, terutama di dunia barat, beberapa tahun terakhir ini.
Ilustrasi smoothie.(Thinkstock/Lecic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ramuan plasenta menjadi ‘keajaiban’ di dalam dunia kesehatan dan gaya hidup, terutama di dunia barat, beberapa tahun terakhir ini.

Bayangkan saja, jika dulu minuman smoothie dibuat dari campuran buah dan sayuran saja, karena kabar kedahsyatan plasenta, organ tubuh yang melekat pada tali pusat, banyak orang latah mencampur smoothie dengan plasenta.

Apalagi ketika hal ini juga dilakukan oleh para selebriti. Seperti halnya Gabby Hoffman, pemeran serial Girls, yang mengonsumsi plasenta usai melahirkan putrinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gabby mengambil plasenta, organ tubuh yang melekat pada tali pusat anaknya di dalam rahim, memotongnya menjadi 20 bagian, lalu dibekukan, berdasarkan pengakuannya di awal tahun ini, seperti dikutip dari laman Health.

Meski diragukan kebenarannya, tapi pada saat itu belum ada penelitian yang secara pasti memelajari efek mengonsumsi plasenta setelah melahirkan pada seorang ibu. Sampai akhirnya, misteri plasenta ini pun terpecahkan lewat sebuah penelitian.

Dilansir dari laman Independent, berdasarkan penelitian, dilaporkan tidak ada bukti seorang ibu yang mengonsumsi plasenta setelah melahirkan akan menerima manfaat kesehatan.

Berdasarkan tinjauan dari sepuluh penelitian tentang placentophagy, tindakan memakan plasenta setelah proses melahirkan, pada manusia dan mamalia, para peneliti tidak menemukan bukti ilmiah yang mendukung klaim, memakan plasenta, baik mentah, dimasak, atau dalam bentuk pil dapat mengurangi depresi pasca-melahirkan.

Penemuan, yang dilakukan oleh Northwestern Medicine di Amerika Serikat, ini juga berlaku untuk isu-isu plasenta yang lain. Di antaranya, kabar bahwa mengonsumsi plasenta dapat mengurangi nyeri pasca-melahirkan dan saat menyusui, membuat kulit elastis, menguatkan ikatan ibu, atau mengisi zat besi di dalam tubuh.

Meski demikian, para peneliti belum melakukan studi tentang potensi risiko dari mengonsumsi plasenta, yang belakangan ini jadi tren di kalangan selebriti.

Louise Silverton, direktur kebidanan di Royal College of Midwives, AS, mengatakan, para bidan tidak merekomendasikan para ibu yang melahirkan mengonsumsi plasenta mereka. “Mengonsumsi plasenta bisa saja berbahaya, meskipun tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut.”


(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER