Melahirkan dari Sel Telur yang Disimpan Saat Usia 13 Tahun

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 12 Jun 2015 19:09 WIB
Seorang perempuan (27) yang jaringan ovariumnya dibekukan ketika dia berusia 13 tahun dapat melahirkan bayi laki-laki sehat.
Ilustrasi (Thinkstock/shironosov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan menjadi orang pertama di dunia yang melahirkan bayi dengan menggunakan jaringan ovarium yang diambil dan dibekukan saat usianya masih sangat belia, berdasarkan kasusnya kesehatan yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction baru-baru ini. 

Sejauh ini, jaringan yang dibekukan hanya digunakan untuk membuahkan kehamilan sehat pada perempuan yang jaringannya diambil di masa dewasa.

Prosedur ini kadang dilakukan sebelum prosedur medis, contohnya kemoterapi yang dapat merusak ovarium, untuk memberikan kesempatan kepada perempuan agar memiliki bayi di masa depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosedur pengambilan sel telur untuk dibekukan lebih sering dilakukan pada perempuan dewasa. Prosedur ini tidak menjadi pilihan bagi perempuan yang belum mulai berovulasi, sampai akhirnya kasus kedokteran ini terjadi.

Dokter di Belgia melaporkan, seorang perempuan (27) yang jaringan ovariumnya diambil dan dibekukan ketika dia berusia 13 tahun melahirkan bayi laki-laki sehat pada November 2014. Sebelumnya, dokter tersebut mencairkan fragmen jaringan ovarium dan ditanamankan kembali kedalam tubuh perempuan itu. 

Setelah ditransplantasikan, jaringan tersebut mulai merespons hormonnya, dan berhasil menumbuhkan folikel yang berisi telur matang.

Dilansir dari laman Independent, pada awalnya, perempuan itu melakukan prosedur pengangkatan indung telur karena ingin menjalani kemoterapi untuk persiapan transplantasi sumsum tulang belakang. Dia mengalami kondisi yang disebut anemia sel sabit.

Yakni, kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, mirip huruf C, akibat ketidakmampuan tubuh menghasilkan hemoglobin yang berfungsi secara normal.

Keberhasilan perawatan kesuburan, memberikan harapan kepada perempuan-perempuan yang harus menjalani kemoterapi, atau prosedur lain yang mengancam kesuburan di masa depan, bahwa mereka masih mungkin memiliki anak. 

Sebelumnya, kriopreservasi (pembekuan atau penghentian sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel) pada jaringan belum matang masih diragukan keberhasilannya. Isabelle Demeestere, pemimpin perawatan Rumah Sakit Erasme di Brussels mengatakan bahwa ini adalah terobosan penting.

“Ketika anak didiagnosa dengan penyakit yang memerlukan pengobatan yang berpotensi merusak fungsi ovarium, maka pembekuan jaringan ovarium adalah satu-satunya pilihan untuk melestarikan kesuburan mereka,” ucap Demeestere.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER