Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pilot pelatihan harus mendapatkan setidaknya seribu jam terbang komersial. Namun, pekan ini dilaporkan, lisensi sertifikat pilot bisa didapatkan dengan hanya 35 menit waktu terbang.
Pilot Anupam Verma (25) mengaku dirinya telah menerima sertifikat pelatihan penerbangan. Di sertifikat tersebut tertulis bahwa dirinya telah menyelesaikan pelatihan penerbangan selama 360 jam. Padahal, sebenarnya dia hanya menghabiskan 35 menit di ruang kontrol pesawat sebagai co-pilot.
Anak seorang petani itu diberikan bantuan dana sebesar 2,8 juta rupee atau sekitar Rp 586 juta oleh pemerintah setempat agar dia bisa belajar bagaimana menerbangkan pesawat jet komersial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bagaimana jika saat saya terbang muncul keadaan darurat? Saya bahkan tidak tahu bagaimana caranya untuk mendarat,” kata Verma, seperti dilansir dari laman Bloomberg. “Kami tidak hanya akan membunuh penumpang, tapi mungkin juga jatuh di sebuah desa dan membunuh lebih banyak orang.”
Dia mengklaim, bahwa telah menambah jam terbangnya menjadi tiga jam.
Kekhawatiran terhadap kualitas metode pelatihan para pilot di India sudah muncul selama beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penerbangan murah sehingga menciptakan permintaan besar untuk staf pilot baru.
Pencarian para pilot yang sulit menyebabkan beberapa perusahaan menutup mata untuk ketidakkonsistenan. Hasilnya, para pilot yang kurang terlatih sekali pun diberikan tanggung jawab untuk menerbangkan pesawat.
Pada 2011, polisi menginvestigasi setidaknya 18 orang yang diduga menggunakan dokumen palsu untuk mendapatkan sertifikasi pilot, berdasarkan bloomberg. Meskipun ulasan tersebut tidak disebarluarkan, pemerintah India memeriksa lisensi sekitar 4000 pilot di dalam negeri.
Mantan konsultan pilot dan keselamatan penerbangan komersial, Mohan Ranganathan, mengatakan, “Pemalsuan buku log penerbangan merajalela baik di maskapai penerbangan maupun di klub-klub terbang.”
Keselamatan penerbangan telah dipertanyakan dalam beberapa tahun terakhir, dari teknis pesawat sampai kehandalan pilot, setelah serangkaian bencana yang diakibatkan oleh orang-orang di kokpit.
(win/mer)