Jakarta, CNN Indonesia -- Jangan sepelekan masalah bau mulut. Bau mulut dan aroma napas seseorang ternyata bisa menentukan kondisi kesehatan. Sejak era Hippocrates, cara ini sudah banyak digunakan untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang.
Bau napas dianggap bisa menunjukkan adanya kumpulan zat kimia dalam mulut karena suatu penyakit tertentu. Setiap penyakit dalam tubuh akan 'meninggalkan jejak' lewat napas. Misalnya penderita diabetes yang memiliki aroma napas yang aneh.
Ketika diabetes mencapai stadium lanjut maka pemecahan protein otot dan lemak yang terjadi akan mengakibatkan akumulasi keton di dalam darah penderita diabetes. Keton akan menyebabkan mulut jadi berbau khas, kerusakan otak sampai koma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa disadari, bau mulut bisa menjadi sinyal masalah terhadap kesehatan Anda. Berikut arti dari bau mulut dalam pengaruhnya ke kesehatan.
Meskipun tak makan ikan, terkadang ada orang yang memiliki bau mulut yang amis. Jika mulut berbau amis seperti ikan tanpa alasan, maka ini bisa jadi indikasi Anda memiliki masalah gagal ginjal.
Bau amis ini ditimbulkan dari senyawa amonia dalam tubuh. Amonia yang terakumulasi dalam darah memiliki karakteristik khas yang akan tercium lewat napas. Amonia adalah zat sisa buangan yang beracun dan normalnya dikeluarkan lewat urine. Ketika ginjal tak berfungsi dengan maksimal, maka hasil eksresi ini akan terakumulasi dalam darah.
Dalam kondisi ini, bau busuk dari mulut bisa tercipta karena asam lambung dalam perut. Asam yang diproduksi diperut akan naik ke esofagus dan juga ke mulut. Kondisi ini disebut kondisi naiknya asam lambung.
Asam lambung yang naik akan menyebabkan terhambatnya proses pencernaan. Akibatnya, makanan di dalam perut akan mulai membusuk. Bau busuk inilah yang akan tercium orang lain dari mulut Anda. Bau busuk seperti ini bisa menandakan bahwa Anda mengalami penyakit gastri intestinal track (GIT).
Bau busuk yang tercium dari mulut juga bisa menandakan bahwa Anda mengalami masalah infeksi pernapasan. Misalnya adalah asma, bronkitis, dan sinusitis. Lendir dan juga bakteri yang terakumulasi di dalam paru-paru dan saluran pernapasan lainnya menyebabkan bau khas ini dalam napas Anda.
Sudah ada bukti ilmiahnya kalau napas yang bau akan mengindikasikan kalau berat badan Anda akan bertambah. Orang yang memiliki konsentrasi tinggi dalam gas hidrogen dan metan dalam napasnya ternyata berisiko lebih tinggi untuk gemuk. Mereka lebih rentan mengalami obesitas dibanding yang di dalam napasnya lebih sedikit mengandung senyawa tersebut.
Orang dengan bau napas seperti bau aseton atau seperti bau pembersih cat kuku memiliki masalah dengan kadar gula darahnya alias menderita diabetes. Orang dengan penyakit diabetes memiliki karakteristik bau napas seperti ini karena ada kandungan senyawa keton dalam tubuhnya yang terakumulasi di darah.
Keton dalam tubuh ini tercipta karena adanya pemecahan senyawa yang tak terkendali dari lemak dan protein otot.
Seringkali mulut terasa seperti apak. Hal ini menandakan kalau Anda memiliki penyakit hidung tersumbat atau alergi. Ketika hidung tersumbat, Anda bernapas lewat mulut. Akibatnya, mulut jadi kering sehingga pertumbuhan bakteri pun tak terkendali di dalam mulut. Bakteri ini akan menyebabkan bau busuk di mulut.
Sebuah analisis napas juga digunakan untuk mendiagnosa penderita penyakit jantung. Sampel napas diambil dan diperiksa untuk beberapa senyawa volatil untuk mendeteksi gagal jantung. Hal ini dilakukan dengan teknik yang disebut breath print.