Jakarta, CNN Indonesia -- “Ini bisa dikatakan sebagai aib. Anak-anak adalah korban yang terlupakan dalam kekerasan rumah tangga,” kata ketua badan amal Refuge di Inggris. Dilansir dari laman Independent, terungkap bahwa sepertiga ibu terluka pada saat mereka mencari bantuan atas kekerasan rumah tangga. Dan banyak kekerasan yang disaksikan oleh anak-anak mereka.
Rachel (bukan nama sebenarnya) berusia delapan tahun ketika dia berbaring di tubuh ibunya untuk mencegah sang ayah menyerang ibunya. Merasa usahanya digagalkan, ayah Rachel menghancurkan meja dan melempar saudara laki-lakinya, berusia lima tahun, ke ujung ruangan, seperti dilansir dari laman Independent.
Pada usia sepuluh tahun, Rachel berhasil menyelamatkan ibunya setelah sang ayah mengancam untuk membunuh ibunya lagi. Keluarga ini akhirnya menginap di Refuge, di mana mereka bisa tinggal selama enam bulan di sana. Rachel berkata, nyawa ibunya akan lenyap tanpa dukungan ini. Kisah ini menggarisbawahi bahwa kekerasan dalam rumah tangga memiliki dampak pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penelitian yang dirilis badan amal domestik SaveLives di Inggris, sekitar 32 persen ibu terluka ketika mereka datang ke Refuge. Hampir sekitar tiga per empat perempuan sangat takut menerima kekerasan lebih lanjut. Sementara, setengah dari para ibu tersebut menerima ancaman yang ingin membunuh mereka dan anak-anak mereka.
Hampir 40 persen memiliki senjata yang digunakan untuk melawan mereka. Sementara, 49 persen pernah dicekik oleh pasangan. Yang mengejutkan, sebagian besar tindak kekerasan tersebut disaksikan oleh anak-anak mereka. Sementara dua dari tiga anak yang mengalami kekerasan domestik juga terluka, menurut laporan terbaru dari badan amal SaveLives.
Laporan tersebut mengatakan, 130 ribu anak-anak di Inggris tinggal di rumah-rumah di mana terdapat risiko pembunuhan dan cedera serius yang tinggi. Dan seperempat dari anak-anak yang tinggal dengan risiko kekerasan tinggi tersebut berumur di bawah usia tiga tahun.
Bimbingan terhadap anak seperti bermain dan konseling penting untuk membantu anak-anak pulih dari apa yang telah mereka saksikan di rumah. Sandra Horley CBE, chief executive Refuge mengatakan bahwa, adalah kehinaan ketika anak-anak seringkali menjadi korban tersembunyi dari kekerasan rumah tangga.
Psikolog Ruth Aitken sependapat akan hal tersebut, “Paparan kekerasan di rumah yang membahayakan perkembangan anak adalah potensi bencana. Kekerasan di rumah memiliki dampak yang mendalam dan bertahan lama pada anak. Ini dapat memengaruhi hampir semua aspek perkembangan, pembelajaran, perilaku, hubungan sosial, dan kesejahteraan psikologis.”
Ada sekitar 39 ribu bayi hidup dengan kekerasan rumah tangga di Inggris, yang lainnya meninggal bahkan sebelum mereka sempat terlahir ke dunia karena tindakan kekerasan terhadap ibu mereka.
(win/mer)