Jakarta, CNN Indonesia -- Jepang hingga saat ini masih jadi salah satu pusat tujuan wisata dunia yang asyik. Mulai dari menyusuri jalan Harajuku tempat anak-anak muda berpenampilan unik bisa jadi wisata mata, hingga ke Kuil Meiji yang agung dan seolah mengembalikan kita ke masa lalu.
Tapi hati-hati, layaknya negeri-negeri di kawasan timur Jepang punya tata cara sendiri yang berkaitan dengan sopan santun dan mungkin sangat berbeda. Berikut beberapa di antaranya seperti dihimpun dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak pengendara di Jepang yang sangat taat pada peraturan lalu lintas. Mereka tidak akan segan-segan untuk membunyikan klakson dari jarak sangat jauh, jika mereka melihat Anda menyeberang bukan di tempatnya semestinya.
Bukan hanya soal dimana Anda harus menyeberang, saat mengantri juga dianggap saat penting untuk orang Jepang. Memotong antrian adalah larangan keras di Jepang. Baik itu di eskalator, dan terutama di kereta api. Khusus untuk di kereta api, antrian di lakukan di sisi kiri pintu dan antrian keluar di sisi kanan pintu, untuk mencegah penumpukkan penumpang di pintu.
Sesibuk apapun kondisi kereta api di pagi dan hari kerja, antrian ini adalah keharusan, jadi jangan coba-coba melanggar. Dianggap sangat sopan jika Anda membiarkan pintu terbuka untuk memberi kesempatan orang lain saat memasuki sebuah pintu.
Meski tak ada hukum yang mengatir tentang merokok di bar dan restoran atau tempat bisnis pribadi, tiap orang di Jepang diwajibkan untuk merokok di luar ruangan. Perokok juga semestinya tidak melakukannya di jalanan. Banyak kota di Jepang termasuk Tokyo dan Osaka yang melarang menyalakan rokok di luar ruangan, kecuali pada di sudut merokok yang memang sudah dibuat untuk tujuan ini. Melanggar perkara ini bisa didenda hingga 50 ribu yen atau Rp 5,4 juta.
Beberapa negara ada yang menutup mata saja jika ada warganya yang membuat puntung rokok atau kemasan plastik sembarangan. Termasuk Indonesia, sedihnya. Tapi ini tak akan terjadi di Jepang. Bahkan jika Anda berani membuang bungkus permen saja, Anda akan mendapat pandangan galak dari orang sekitar kalau tidak langsung ditegur.
Mengatakan bahwa Anda tak menemukan tempat sampah di sekitar Anda bukanlah alasan. Karena dengan sangat mudah Anda bisa menemukannnya di sepanjang jalan dan tempat umum.
Pastikan Anda membuang sampah di tempat yang benar. Sudah menjadi kebiasaan di Jepang untuk membuang sampah di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya. Mereka biasa membagi jenis sampah ke jenis ‘mudah terbakar’ dan ‘tidak mudah terbakar’. Di Jepang sampah yang terkumpul akan dibakar untuk menghemat tempat. Bahkan restoran fast food akan membagi sampah mereka ke dalam kelompok plastik, kertas dan sebagainya.
Lagi-lagi ini adalah kebiasaan yang universal, dan di Jepang dianggap sangat tidak sopan untuk menunjuk-nunjuk ke orang lain, baik dengan jari telunjuk, sumpit atau dengan kaki. Jika memang terpaksa harus menunjukkan sesuatu lakukan dengan seluruh tangan, bukan sekadar dengan jari.
Pembicaraan dilakukan dalam ketenangan, sebagian besar orang bahkan tidak bicara selama di kereta. Memperbaiki make-up, tidur, mengirim pesan singkat dan bermain games di ponsel tanpa suara masih bisa diterima. Tapi diam lebih dihargai, selain tidak makan dan minum di kereta.
Selalu pakai kaus kaki yang bersih, sesuai usia dan antara kiri dan kanan dan tanpa lubang. Karena adalah sebuah kewajiban untuk melepas alas kaki. Selain alas kaki di Jepang ada kebiasaan untuk membawakan oleh-oleh untuk tuan rumah yang disebut o-miyage.
Ada banyak cerita ketika seorang pelayan restoran sampai mengejar konsumennya dan menyatakan uang si pelanggan tertinggal, meski si pelanggan mungkin bermaksud memberikan uang itu sebagai tip buat pramusaji.
Demikian pula dengan pengemudi taksi — sebagian besar dari pengemudi taksi di Jepang mengenakan seragam yang sama, topi dan sarung tangan putih — mereka akan mengembalikan uang dan hanya menerima yang sesuai tarif. Mereka akan menolak segala pemberian diluar itu. Asyiknya taksi di Jepang juga dilengkapi dengan pintu otomatis yang dikendalikan oleh pengemudi. Jadi tak perlulah membuka dan menutup pintu sendiri. Banyak orang Jepang yang menganggap aneh orang yang menggunakan baju renang atau bikini saat berada di pemandian air panas atau yang mereka sebut sebagai onsen. Selain harus ingat melepaskan semua baju, pengunjung onsen juga harus ingat untuk membilas badan terlebih dahulu sebelum masuk ke kolam air panas. Ini berlaku baik di tempat pemandian umum atau rumah seseorang. Karena kolam air panas sifatnya berbagi, bagian membersihkan tubuh benar-benar harus dilakukan sebelumnya.
Meski membuka semua pakaian adalah keharusan di onsen, tato di tubuh sebagiknya ditutupi. Menutupi tato selain sebuah keharusan di onsen juga sebaiknya ditutupi saat berada di gym, karena tato sering asosiasikan dengan Yakuza — kelompok mafia di Jepang.