Untung Rugi Mencari Informasi Kesehatan via Internet

Utami Widowati | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 12:15 WIB
Karena beberapa informasi daring mungkin memang membantu, akurat dan berdasarkan penelitian. Sementara sebagian lagi salah dan sama sekali tak masuk akal.
Ilustrasi dokter. (Thinkstock/KatarzynaBialasiewicz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa yang tak pernah mengecek gejala masalah kesehatan di internet ketika merasa tak enak badan? Bisa jadi sebagian besar orang pernah melakukannya. Namun biasanya pula para dokter kurang sepakat dengan cara ini.

Padahal pada sejumlah kasus, mengecek gejala masalah kesehatan via internet ada manfaatnya juga. Misalnya seperti yang dilaporkan Independent, dalam kasus Bronte Doyne. Doyne adalah seorang remaja yang mengidap sebuah jenis kanker liver yang langka.  

Suatu kali Doyne meminta dokter untuk memeriksa dengan serius kondisinya, setelah membaca secara online kondisi terakhirnya. Para dokter mengabaikan keluhan remaja putri itu. Lalu pada Maret 2013, kanker yang diderita Doyne merajalela seperti yang diprediksi oleh bacaan Doyne di internet. Doyne akhirnya meninggal karena hal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus Doyne ini, memunculkan lagi sebuah pertanyaan bagaimana ketersediaan informasi secara online telah menjadi tantangan bagi petugas medis agar mereka juga rajin memperbaharui pengetahuan mereka.

“Masa ketika dokter jadi satu-satunya sumber medis yang memberikan komunikasi satu arah, sudah selayaknya lama hilang,” kata dokter umum Clare Gerada, yang semua pasiennya gemar berselancar di internet sebelum menemuinya.  “Internet telah memberikan segala kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang kesehatan mereka,” kata Gerada.

“Dan saya sangat menyambut ini karena dengan cara ini mereka jadi lebih peduli pada kesehatan mereka. Untuk kemudian mencari saran medis saat mereka memang merasa ada yang salah.” Biasanya semakin jarang suatu kondisi terjadi, semakin baik internet menjelaskan kondisi itu, Gerada menambahkan.

“Kita cenderung melakukan pengujian terhadap semua jenis kondisi serius, tapi tidak pada kondisi yang jarang terjadi,” ujar Gerada. Tapi semua ini muncul dengan
keberatan dari pasien, padahal saat inilah sebenarnya orang membutuhkan penilaian yang lebih baik.

“Pagi ini saja, saya menghadapi tiga pasien, semua dengan gejala yang sama, namun ketiganya akhirnya mendapatkan tiga diagnosis yang berbeda. Anda membutuhkan profesional medis untuk menerjemahkan pengetahuan medis kepada masing-masing pasien sebagai individu.”

Seperti juga Gerada, dokter umum Pauline Brimblecombe juga sepakat bahwa seorang dokter-dokter harus memperhatikan gejala penyakit seperti yang tercantum di internet juga. “Saya menemukan seorang pasien yang sangat mudah diajak bekerja sama. Hubungan kami jadi terasa lebih setara dan saya jadi juga tak harus menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan,” kata Brimblecombe.

“Saya malah sering belajar hal baru jika mereka memberikan sumber yang menarik pada saya. Bahkan jika mereka datang dengan informasi yang salah tentang pembedahan, setidaknya saya bisa meyakinkan mereka.”

Karena beberapa informasi daring mungkin memang membantu, akurat dan berdasarkan penelitian. Sementara sebagian lagi salah dan sama sekali tak masuk akal.

“Seorang pasien pernah memberi saya semua bahan cetakan dari internet yang dibundel dengan catatan, ‘saya tahu Anda tak punya banyak waktu untuk meneliti kondisiku, jadi ini saya melakukannya untuk Anda.’ Tapi sejujurnya sebagian besar data yang diberi pasien saya itu hanya sampah,” kata Rob Hicks, seorang dokter umum juga.

Namun ternyata ada orang-orang yang sangat ketakutan akan apa yang mereka temukan di internet. Sehingga mereka segera ke dokter begitu merasa ada yang salah dengan tubuh mereka.

“Demi keseimbangan, saya pikir orang sebaiknya segera ke dokter jika menemukan daring ada yang mengkhawatirkan mereka. Ini cukup bagus karena seperti pada kelompok pria mereka sangat jarang punya waktu ke dokter,” kata Hicks. “Namun masih ada sebagian orang yang melakukan sebaliknya.”


Kelompok yang hanya percaya sepenuhnya pada internet sering dijuluki cyberchondriacs — yakni mereka yang langsung mencari data di Google ketika hanya merasa sakit kepala, pusing hingga hanya nyeri otot. Biasanya mereka berakhir dengan kecemasan lebih besar ketika menemukan penyakit langka dan sulit diobati dengan salah satunya gejala seperti yang mereka alami. Saking percayanya pada internet, mereka sering tidak percaya akan apapun yang disampaikan dokter.

“Saya melihat sejumlah orang yang tak percaya meski sudah saya yakinkan. Mereka ini menjadikan sesi konsultasi sangat sulit. Padahal tak ada seorangpun dari kita yang sempurna,” kata Nicola Kemp, dokter umum lain. Kemp mengatakan sering kali gejala penyakit yang disampaikan di internet bersifat positif.

“Meski ini membuat para dokter lebih banyak meluangkan waktu untuk menangani mereka yang cemas, jika kita bisa meyakinkan mereka, itu jadi sesuatu yang baik.”

Para dokter ini mengingatkan bahwa siapapun kini bisa membuat website, tak jarang data yang digunakan juga sudah tidak terbarui. Buat amannya, disarankan membaca situs-situs yang terpercaya untuk data kesehatan, seperti NHS, Patient UK dan Webmd.

“Perlu diingat pula mesin pencari juga buatan manusia. Jadi jika Anda mengetikkan kata ‘sakit kepala’ dan muncul kata ‘tumor otak’ di halaman paling atas, jangan berpikir bahwa ‘Ya Tuhan saya akan segera mati’,” kata Kemp.

Jangan takut untuk mengatakan pada dokter  bahwa Anda jadi cemas setelah membaca sesuatu dari internet. Karena dengan kejujuran Anda, dokter akan bisa menemukan apa masalah kecemasan Anda secara langsung.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER