Celana Bersalin Muslim Dikritik Membahayakan Hidup Perempuan

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 13:20 WIB
Celana tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan perempuan muslim Malaysia, yang merasa tak nyaman karena harus memperlihatkan bagian tubuh saat bersalin.
Penjualan celana bersalin, yang memungkinkan perempuan muslim di Malaysia tertutupi saat melahirkan, terus melonjak. (Dok. Mamapride Labour Trousers via Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan celana bersalin, yang memungkinkan perempuan muslim di Malaysia tertutupi saat melahirkan, terus melonjak. Kendati demikian, banyak kritikan serta ketakutan yang mengatakan bahwa celana panjang khusus perempuan melahirkan itu berisiko membahayakan jiwa perempuan dan bayi mereka saat melahirkan.

Celana Mama Pride, yang dijual seharga US$ 26 atau sekitar Rp 345 ribu ini, berpotongan seperti celana panjang joging baggy. Celana ini memiliki lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya bayi.

Celana tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan perempuan muslim Malaysia, yang merasa tak nyaman karena harus memperlihatkan bagian tubuh saat bersalin.  Penjualan celana meningkat lebih dari dua kali lipat semenjak desain celana beredar pada awal bulan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok hak azasi All Women's Action Society (AWAM), mempertanyakan apakah celana Mama Pride adalah memang pilihan perempuan ketika bersalin, atau produsen yang memanfaatkan politik Islam di Malaysia?

“Kami tidak dapat membayangkan bahwa bisnis ini berusaha mendapatkan keuntungan dari tren 'rasa malu untuk tubuh' serta ketidakamanan perempuan, sambil terus menerus mengabadikan gagasan sewenang-wenang tentang arti 'kerendahan hati',” kata AWAM, seperti dilansir dari laman Reuters.

“Setiap upaya yang ingin memangsa ketidakamanan perempuan lewat cita-cita agama yang disalahgunakan perlu diperiksa secara kritis, jika kita ingin membebaskan perempuan dari siklus polisi-tubuh.”

Celana Mama Pride dikembangkan oleh 19 orang tim pekerja kesehatan, yang lima di antaranya adalah perempuan. Tim ini menanggapi keprihatinan para ulama tentang para perempuan yang terekpos oleh dokter laki-laki.

Setelah pengujian di rumah sakit swasta di Malaysia utara, celana mulai dijual tahun lalu, kata Wan Yusof, dokter dan juru bicara Mama Pride yang merupakan tim pengembangan.

Perusahaan tersebut juga menerima permintaan luar negeri, di antaranya Inggris, Irlandia, Indonesia, dan Singapura. Namun, untuk saat ini, celana ini hanya bisa didapatkan di Malaysia.

Celana tersebut juga bisa menimbulkan risiko bedah darurat yang rumit,” kata Saira Shameem, penasihat program U.N Population Fund (UNFPA) di Malaysia.

Dia mengatakan, celana tersebut adalah contoh bagaimana interpretasi teks-teks agama berpotensi meningkatkan risiko medis atas hidup perempuan dan anak-anak mereka.

(win/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER