Menelusuri Sejarah Sneaker di Pameran Brooklyn Museum

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 15:38 WIB
Mulai dari sepatu bersol karet era 1830-an akan terpampang di arena pameran The Rise of Sneaker Culture di Brooklyn Museum hingga 4 Oktober mendatang.
The Rise of Sneaker Culture (Chang W. Lee/The New York Times)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mulai dari sepatu bersol karet era 1830-an, sepatu lari medio 1860-an, hingga kreasi mewah dari perancang Christian Louvoutin dan Prada akan terpampang di arena pameran The Rise of Sneaker Culture di Brooklyn Museum hingga 4 Oktober mendatang.

Sesuai tajuk acara, pameran ini akan menguak sejarah bagaimana sepatu atletik ini bertransformasi dari untuk bersantai menjadi kelengkapan olahraga hingga sebuah budaya.

"Ini adalah sebuah pertunjukan yang mengeksplorasi benda yang sangat populer di tengah masyarakat ini. Semua orang memiliki sepasang sepatu sneaker, tapi acara ini akan menguak sejarahnya, mulai dari abad ke-19 hingga saat ini dan bagaimana jenis sepatu itu menjadi simbol yang memiliki banyak makna," ujar kurator pameran, Lisa Small, seperti dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menampilkan 150 pasang sepatu berbagai merek, seperti Adidas, Converse, Nike, Puma, dan Reebok, pameran akan terbagi menjadi enam sesi. Mulai dari sepatu santai, sejarah, berlanjut ke cikal bakal sneaker, yaitu sepatu kanvas Keds era 1920-an.

Pada awal 1970-an, sneaker beralih fungsi menjadi sepatu olahraga. Produksi sneaker yang menggandeng bintang basket Michael Jordan akhirnya menjadi momentum besar bagi perkembangan sejarah tata busana dunia. Desainer papan atas dan selebriti seperti Kanye West pun mulai terjun ke bisnis sneaker. Jenis sepatu tersebut merambah ke ranah elit.

"Kami memiliki sepatu yang didesain Kanye West untuk Louis Vuitton. Kami punya sneaker rancangan Christian Louboutin, itu salah satu fakta yang sangat menarik. Perancang sepatu mewah perempuan memasuki permainan sneaker lelaki. Ada Prada, Louboutin, Jimmy Choo," tutur Small.

Sorotan juga tertuju pada 23 pasang sepatu Air Jordan yang merupakan hasil kolaborasi Nike dan Michael Jordan. Ada pula sepasang sepatu Adidas yang telah dibubuhi tanda tangan dan didonasikan oleh grup rap Run DMC.

Pengunjung juga dapat melihat sepatu lari yang diberikan oleh penggagas Adidas, Adi Dassler, kepada atlet Jesse Owens untuk latihan Olimpiade 1936 di Berlin.

Tak kalah penting, pengunjung juga dapat menuturkan pengalaman bersejarah mereka dengan sneaker dalam instalasi interaktif.



(mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER