Keluarga Besar dan Tetangga, Peneror 'Kapan Kawin' Terbawel

Christina Andhika Setyanti, Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 15:46 WIB
Fakta yang menarik, justru 73 persen orang yang ribut mempertanyakan kapan si lajang menikah adalah keluarga besar.
ilustrasi (morgueFile/earl53)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pilihan kapan ingin menikah sebenarnya adalah keputusan pribadi, bukan orang lain. Namun seringkali, banyak orang yang seolah ikut repot mengurusi hal ini. Niatnya pasti baik, yaitu untuk mengingatkan si lajang bahwa ini sudah waktunya dia menikah.

Hanya saja terkadang, terlalu seringnya diberi pertanyaan ini, banyak orang bisa jadi jengah. Ibarat kata, tak tahu apa-apa soal kehidupan percintaan Anda, tahu-tahu 'nembak' pertanyaan seperti ini. Pastinya juga ada beragam alasan mengapa si lajang belum juga memutuskan untuk menikah, misalnya saja belum yakin dengan pasangannya, belum siap, atau bahkan belum ada pasangannya.

Berdasar survei sederhana yang dilakukan CNN Indonesia beberapa waktu lalu, 9 dari 15 orang responden mengaku selalu diberi pertanyaan yang sama setiap tahun saat kumpul keluarga. Dan yang mengejutkan, orang-orang yang bertanya tentang hal ini bukanlah kedua orang tua masing-masing orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta yang menarik, justru 73 persen orang yang ribut mempertanyakan hal ini adalah keluarga besar. Keluarga besar yang dimaksud adalah om, tante atau bahkan sepupu-sepupu. Dengan kata lain ada 11 dari 15 orang yang selalu ditanya oleh keluarga besarnya.

Sedangkan 33 persen lainnya mengaku para tetangganya yang justru 'ribut' akan status si lajang. Berondongan pertanyaan ini tak jarang membuat si lajang jadi kesal (46 persen). Hanya saja, masih ada lajang yang mengaku santai dengan pertanyaan-pertanyaan ini (53 persen).

Jika selalu ditanyakan setiap acara kumpul keluarga setiap tahunnya, lantas bosankah si lajang untuk datang ke acara kumpul-kumpul?

Menurut survei ini, hanya 5 dari 15 orang yang akhirnya enggan untuk datang ke acara kumpul-kumpul. Sedangkan 67 persen sisanya mengaku masih sabar sehingga masih ingin datang ke ajang kumpul keluarga.

"Jelas enggak dong, bagus malah mereka selalu mengingatkan saya biar tidak larut dalam kesendirian," ucap salah satu responden. (chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER