Menjawab 'Kapan Kawin' secara Ilmiah seperti Charles Darwin

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 17:45 WIB
Charles Darwin memetakan pikirannya dengan membuat dua kolom untuk mempertimbangkan dampak positif dan negatif menikah. Apakah cara itu efektif?
Sebelum memutuskan menikah, perlu dipikirkan masak-masak. (Getty Images/Thinkstock/MarkgrafAve)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Kapan kawin?"

Pertanyaan teror bagi para lajang di momen-momen kumpul keluarga itu ternyata juga pernah menghantui ilmuwan penemu teori evolusi, Charles Darwin. Daripada dibuat galau oleh pertanyaan itu, Darwin menuangkan keresahannya dalam buku bertajuk This Is the Question.

Buku itu merupakan himpunan dari catatan-catatan kecil Darwin sejak 1837 hingga 1838. Dalam catatan-catatan itu, Darwin menganalisis apakah dirinya siap menikahi sang kekasih. Dengan pola pikir khasnya, ia membuat dua kolom berjudul "Menikah" dan "Tidak Menikah".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kolom "Menikah", Darwin menuliskan berbagai alasan positif. Misalnya, punya rumah dan orang yang dapat mengurus dirinya. Ia juga menilai positif adanya iringan musik dan senda gurau bersama perempuan dalam hidupnya.

Sementara itu, kolom "Tidak Menikah" disesaki beberapa alasan negatif, seperti kebebasan pergi ke mana saja, pilihan masuk ke sebuah komunitas, perbincangan cerdas antarpria di bar, tidak dipaksa menemui kerabat, dan terhindar dari banyak hal sederhana lainnya.

Setelah alasan menggunung, pengarang buku Origin of Species itu akhirnya sampai ke puncak kesimpulan. Pada 29 Januari 1839, Darwin meminang kekasihnya, Emma Wedgwood.

Menurut seorang peneliti dan pengarang buku mengenai pengambilan keputusan, Jonah Lehrer cara Darwin itu efektif membantu otak menyusun segala informasi penting dalam menentukan sebuah pilihan. Cara itu disebut pemetaan.

Namun, Lehrer menganggap metode tersebut tidak tepat menentukan pilihan emosional. Buktinya, Darwin tetap menghabiskan banyak waktu sebelum akhirnya mencapai keputusan. Bertahun-tahun.

"Jenis daftar seperti yang dibuat oleh Darwin benar-benar tak berguna," ujar Lehrer seperti dikutip The Daily Beast.

Lehrer lantas menjabarkan bahwa otak manusia memiliki keterbatasan dalam mencerna hal-hal rasional. "Otak rasional hanya dapat menerima tujuh potong informasi secara sekaligus."

Sementara itu, kata Lehrer, masalah cinta selalu datang seperti membombardir dengan ledakan emosi di dalamnya. Ketika sudah memasuki tahap ini, proses pencernaan informasi akan dilempar ke bagian otak lain.

Sekat otak yang disebut orbitofrontal cortex (OFC) ini dapat memproses informasi lebih dari sekadar kajian analisis.

Ketika seseorang tergila-gila terhadap sesuatu, otot OFC akan menegang. Bagian otak inilah yang mengintegrasikan emosi mendalam dengan proses pengambilan keputusan.

Sebelum dijembatani, tentunya seseorang harus memahami terlebih dahulu emosi yang ia rasakan. Pada tahap inilah kebanyakan orang terbentur dan akhirnya terkurung di ruangan yang sama: keraguan. Itu pun dirasakan Darwin.

Di saat seperti itu, otak kerap kali terdistraksi. Hal ini dapat dijelaskan melalui salah satu penelitian dari Kanada.

Dalam studi tersebut, sekelompok pemuda yang belum lulus disuruh berjalan di atas jembatan kayu dengan lilitan kabel di North Vancouver. Datanglah seorang gadis menghampirinya dan bertanya apakah pemuda tersebut bersedia untuk mengikuti sebuah survei. Jika ya, gadis tersebut meminta sang pemuda langsung meneleponnya untuk penjelasan lebih lanjut.

Variabel pembeda terletak pada waktu sang gadis menghampiri masing-masing pria. Beberapa pria dihardik saat sedang menyeberang, sementara yang lain dihampiri ketika sudah sampai di seberang.

Pria yang dihampiri ketika menyeberang kebanyakan tidak langsung menelepon, tapi menunggu hingga keesokan harinya. "Para peneliti mengaitkan hal ini dengan kesalahan identifikasi gejala-gejala ketakutan pada tubuh. Mereka memang berpikir mereka sudah terpikat, tapi mereka takut," kata Lehrer.

Pada akhirnya, jawaban paling tepat dari pertanyaan teror tersebut adalah: saat sudah berani.

(rsa/rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER