Pro dan Kontra Membawa Anak ke Kantor

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 03 Agu 2015 09:35 WIB
Banyak yang mengatakan, membawa anak ke kantor akan menganggu karyawan lain, tapi tak sedikit yang mengatakan anak di kantor memberikan udara segar.
Membiarkan anak melihat bagaimana Anda menyediakan kebutuhan seperti makanan dan pakaian, dan juga fasilitas seperti wifi dan televisi kabel, dapat menanamkan etos kerja yang baik. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Membawa anak ke kantor bukan hal yang mudah dilakukan. Namun, di musim panas ini para karyawan di kota New York ramai-ramai membawa anak mereka yang sedang libur sekolah ke kantor mereka. Ini demi menghemat biaya tenaga perawat anak yang makin hari semakin tinggi. 

Seorang mantan karyawan federal, Andrea A., tidak akan pernah lupa ketika anak dari rekan kerjanya menghapus transaksi perbankan selama satu hari saat dia bermain komputer di kantor.

“Perlu waktu seharian untuk memperbaikinya,” keluh pensiunan 50 tahun itu yang juga seorang ibu. Seluruh empati keibuan yang dia rasakan untuk rekannya hilang setelah dia bekerja keras sampai pukul sebelas malam dengan seluruh staf untuk mengembalikan data tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Drama di tempat kerja adalah cerita sama hebohnya dengan cerita di taman bermain.  Seorang manajer fasilitas di Manhattan telah menyaksikan bagaimana anak-anak mengacaukan pertemuan penting, bahkan ketika anak tersebut tidak berperilaku nakal.

“Satu waktu ada bayi tiga tahun di kantor yang mengalami temper tantrum, ibunya berusaha untuk menenangkan,” kata manajer tersebut.

“Kami harus berhenti sejenak ketika pengasuh bayi bos saya itu mengantarkan bayinya. Kami berhenti rapat untuk memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mengalihkan bayi tersebut.”

Bukan berarti para karyawan ini membenci anak-anak. Banyak dari mereka yang juga orang tua. Namun, membawa anak ke kantor dapat menggangu mereka bekerja.

“Saya bekerja menghitung pajak, di mana orang-orang melakukan matematika,” kata Marha Ibanez (62), asisten eksekutif di sebuah perusahaan asuransi. “Kami tidak dapat mendengar suara-suara keras.”

Namun, di Amerika Serikat, seperti halnya di kota-kota besar lainnya, enam dari sepuluh rumah tangga, memiliki orang tua yang keduanya bekerja, berdasarkan data statistik pemerintah AS. Sementara, mendapatkan pengurus anak yang terjangkau sulit dicari.

Banyak karyawan mengatakan, mereka tidak punya pilihan selain membawa anak-anak mereka ke kantor. Namun, tidak sedikit orang-orang di New York yang merasa bahwa anak-anak di tempat kerja dapat membawa perubahan yang menyegarkan.

Cencerae Paige (26), koordinator di sebuah pusat rehabilitasi mengatakan, putranya Mackio yang berumur 1,5 tahun memberikan kebahagiaan bagi rekan-rekan kerja perempuannya.

“Mereka menyukainya karena lingkungan tempat kami bekerja secara emosional maupun mental sangat kering. Jadi mendapati anak kecil yang lucu di sekitar tempat kerja mereka seperti udara yang segar,” katanya.

Seperti dikutip dari NY Daily, karyawan perempuan di tempat kerja kerah putih cenderung lebih fleksibel tentang anak.

“Saya memiliki sekitar 65 karyawan perempuan,” kata pendiri Alison Brod Public Relation, Alison Brod. “Jika perlu membawa anak Anda ke kantor, saya memiliki asisten kantor yang luar bisa yang sangat hebat menjaga anak-anak. Anak-anak akan tergila-gila dengan toko permen kami.”

Sama halnya dengan Alison, Lisette Sand-Freedman, seorang ibu dan pendiri Shadow PR, mengubah agen showroom-nya menjadi ruangan bermain yang dipenuhi mainan dan aktivitas-aktivitas anak.

“Kebijakan Shadow sederhana, bawa anak-anak!” katanya.

Sebagai orang tua, Shadow mengatakan, “Saya mengerti Anda tidak dapat merencanakan segala sesuatu, sehingga menerapkan kebijakan yang menerima dan ramah terhadap anak memungkinkan karyawan kami jauh dari stres ketika sesuatu dalam hidup tiba-tiba muncul.”

Ahli pembangunan karakter anak menjelaskan, menunjukkan anak di mana tempat Anda bekerja merupakan pengalaman yang mendidik. “Mereka bisa belajar banyak hal, dan ini bisa benar-benar menyenangkan,” kata Dana Hyman, psikolog di NYU Child Study Center.

“Mereka melihat orang tua mereka dalam cahaya yang berbeda, yang memperluas perspektif mereka tentang dunia, membuat mereka keluar dari gelembung kecil mereka.”

Membiarkan anak melihat bagaimana Anda menyediakan kebutuhan seperti makanan dan pakaian, dan juga fasilitas seperti wi fi dan televisi kabel, dapat menanamkan etos kerja yang baik.

“Sebagian besar orang bekerja,” kata Hyman. “Pemodelan adalah hal yang benar-benar penting untuk menunjukkan bahwa ini adalah bagian dari kehidupan, dan ini adalah keterampilan sosial dan profesional yang harus dibantu berkembang.”


(win/win)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER