Janin Berpenyakit Langka yang Dioperasi Sejak Dalam Rahim Ibu

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Selasa, 04 Agu 2015 11:29 WIB
Janin di rahim Michelle Cannon (31) belum juga lahir, tapi dokter sudah mendiagnosisnya dengan kondisi langka.
Ilustrasi (isabelle Limbach/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Janin di rahim Michelle Cannon (31) belum juga lahir, tapi dokter sudah mendiagnosisnya dengan kondisi langka. Cannon diberi pilihan untuk aborsi, tapi ia menolak.

Menurut dokter, janin yang masih berada dalam rahim Cannon mengalami kondisi mematikan. Cairan terbentuk di dadanya dan menghancurkan paru-parunya. Tetapi dengan umur kandungan yang baru masuk 22 minggu, janin tersebut terlalu dini untuk dilahirkan.

Kondisi langka itu dikenal dengan hydrops, yang hanya terjadi pada sekitar satu dari 15.000 kehamilan. Hanya sekitar sepertiga dari bayi bertahan hidup, dan lainnya harus diaborsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejalanya adalah terbentuknya cairan yang tidak diketahui di dada dan perut rongga, yang dapat menekan organ-organ halus lainnya. Kondisi itu mungkin disebabkan oleh virus atau cacat di jantung dan paru-paru.

Meski tak memiliki harapan hidup, sang ibu menolak untuk membunuh bayi yang belum dilahirkannya. Ia rela melakukan apa saja demi menyelamatkan nyawa anaknya, termasuk melakukan operasi perintis di dalam rahim yang baru beberapa kali dilakukan di dunia.

“Tidak ada yang membuat kami menyerah,” kata Cannon, yang tinggal di Doncaster, Inggris, bersama pasangannya Gareth Dawson (24), dilansir dari laman Mail Online.

Cannon dan pasangannya mendatangi beberapa dokter di Sheffield Teaching Hospital untuk menanyakan apakah mereka mau melakukan operasi berisiko tersebut, yang berpotensi menyebabkan keguguran atau memicu persalinan prematur.

Konsultan dokter kandungan Roobin Jokhi tidak pernah melakukan prosedur itu sebelumnya, tetapi ia setuju bahwa operasi perintis itu menjadi satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan bayi, yang diberi nama Faith.

Cannon menjalani operasi setengah jam musim gugur lalu. Jarum sepanjang 50 cm dimasukkan ke dalam rahim melalui perutnya untuk memasukkan tabung kecil ke dada Faith. Cairan di dadanya disedot kemudian dipindahkan ke dalam kantong ketuban di dalam rahim sang ibu.

Faith juga diberikan suntikan untuk mengurangi gerakan dan membatasi sakit. Setelah beberapa minggu, cairan di dadanya telah surut dan perkembangan paru-parunya meningkat - yang berarti bisa bekerja dengan baik ketika ia dilahirkan.

Faith lahir sedikit lebih awal pada usia 38 minggu setelah ibunya diinduksi, dengan berat 3,7 kilogram. Meskipun ia harus dirawat di rumah sakit selama seminggu untuk memantau fungsi paru-parunya, kini bayi yang berumur lima bulan itu tampak sehat dan berkembang dengan baik.

“Tak ada yang bisa membuat saya melakukan aborsi. Ketika dokter mengatakan kepada kami ada kesempatan mereka bisa menyelamatkan hidupnya saat masih dalam kandungan, itu adalah pikiran menakutkan,” katanya.

"Tapi kami tahu itu satu-satunya harapan untuk bertahan hidup. Kami tahu itu adalah prosedur yang sangat berisiko karena operasi mungkin menyebabkan persalinan prematur dan bayi masih terlalu muda untuk bertahan hidup pada 22 minggu."

Dia menambahkan bahwa operasi itu sangat 'menakutkan' - tapi mereka tahu bahwa mereka tidak punya pilihan dan sangat senang ketika itu dinyatakan sukses.

(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER