Kurang Zat Besi, Masalah Akut yang Sering Terjadi pada Wanita

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 08:28 WIB
Kekurangan zat besi adalah masalah akut yang lebih sering terjadi pada perempuan karena Kaum Hawa kehilangan zat besi mereka ketika menstruasi.
Kekurangan zat besi adalah masalah akut yang lebih sering terjadi pada perempuan karena kaum hawa kehilangan zat besi mereka ketika mentruasi. (Thinkstock/Konstantin Yuganov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang tidak mendapatkan zat besi cukup dari asupan makanan mereka. Gizi ini sangat penting bagi kesehatan, membantu tubuh kita membuat sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Zat besi juga punya peranan penting untuk berbagai fungsi tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gejala kelelahan, sesak napas, kulit pucat, rambut rontok, dan detak jantung yang tidak teratur. Zat besi juga memengaruhi memori dan konsentrasi.

Menurut rekomendasi Uni Eropa, mulai dari usia 11 tahun, seseorang disarankan mendapat 14 miligram zat besi per hari. Namun, secara rata-rata, laki-laki hanya mendapatkan 11,7 miligram dan perempuan hanya 9,6 miligram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, hampir setengah dari anak perempuan berusia 11 sampai 18 tahun mendapatkan zat besi yang jumlahnya kurang 8 miligram setiap hari, jumlah harian yang mereka butuhkan agar terhindar dari kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi adalah masalah akut yang lebih sering terjadi pada perempuan karena Kaum Hawa kehilangan zat besi ketika menstruasi. Namun, asupan makanan yang buruk juga berkontribusi terhadap kekurangan zat besi.

“Sulit untuk mendapatkan zat besi dengan diet seimbang. Apalagi, ketika perempuan secara drastis mengurangi kalori atau mengikuti diet yang tidak-tidak, diet jus atau diet rendah karbohidrat,” kata Sioned Quirke, dari Asosiasi Dietetik Inggris.

Faktor lainnya adalah, mungkin perempuan cenderung untuk makan daging lebih sedikit. Padahal, daging merupakan sumber zat besi yang baik. Sumber utama nutrisi pada bangsa makanan adalah daging, sereal bergizi, roti, dan sayuran.

Namun, asupan zat besi dalam daging, terutama daging merah, berasal dari unggas dan ikan, yang dikenal sebagai besi heme, diserap lebih baik daripada zat besi yang berasal dari tanaman dan telur, dikenal sebagai besi non-heme.

“Vegetarian dan orang-orang yang tidak makan daging merah memenuhi asupan harian zat besi yang direkomendasikan dengan mengonsumsi berbagai tanaman, seperti kacang-kacangaan dan sayur-sayuran,” kata Sioned.

Menyelipkan makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk di saat yang sama dapat membantu penyerapan zat besi.

Hal ini disebabkan karena vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi non-heme. Selain itu, sebaiknya hindari minum the pada waktu makan karena zat tanin yang dikandung oleh the bisa menghambat penyerapan nutrisi kunci.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER