Jakarta, CNN Indonesia -- Mencicipi makanan dari berbagai negara adalah impian banyak orang. Tak terkecuali Charles Bibilos, blogger kuliner. Ketika dia pindah dari Iowa ke New York, dia memberikan sebuah tantangan untuk dirinya sendiri: dia harus makan makanan dari setiap negara di dunia, tanpa meninggalkan New York.
"Tapi saya juga tahu bahwa itu akan menjadi cara penggemukan diri yang menyenangkan," katanya lewat email, dikutip dari Travel and Leisure.
Bibilos memulai misinya pada 2010 lalu. Sampai saat ini, dia sudah mencicipi makanan lebih dari 129 negara yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir saya tidak akan pernah bisa melewati lebih dari 80-90 negara," ucapnya.
Dia mencicipi makanan dunia di restoran, food truck, gereja dan rumah-rumah penduduk di New York. Dia mendokumentasikan pengalamannya tersebut dalam blognya, United Nations of Food.
Mencicipi makanan bukan berarti selalu mendapat makanan yang nikmat. Ada kalanya dia juga mendapat makanan yang tak enak bahkan aneh. Dia pernah punya pengalaman buruk dengan acar ikan herring saat masih kecil. Dia sempat ragu untuk mencoba makanan itu lagi. Namun, dengan berani dia mencicipinya.
"Sekarang saya suka banyak makanan, berkat teman-teman dari Swedia dan Estonia yang saya temui di proyek ini," kata Bibilos.
Tantangan lainnya adalah ketika dia harus makan jeroan. Dia bahkan nyaris tersedak saat makan jeroan, namun tetap berusaha bersikap sopan. "Saya tidak pernah berpikir kalau saya akan suka hati sapi."
Jeroan favoritnya adalah hati sapi dari steakhouses Argentina seperti La Esquina Criolla di Corona, Queens, Guatita Ekuador (sup daging sapi babat tradisional) di Mitad del Mundo di Corona, Queens, dan ginjal ayam di Lao laab salad di Mangez Avec Moi di Manhattan.
Tapi dia mengaku kalau dia tak suka makan otak. Menurut dia, tekstur otak sangat mengerikan dan lembek.
Beberapa makanan yang dicicipi membuat dia dan istrinya terinspirasi untuk melakukan perjalanan ke Laos. "Saya seorang pecandu perjalanan, dan proyek ini membuat saya kecanduan," kata Bibilos.
"Saya terus bertemu orang-orang besar dari negara yang sebelumnya tak ada dalam radar saya, misalnya Malawi, Mongolia, dan Aljazair. Tapi itu justru membuat saya ingin melakukan perjalanan terus-menerus."
Lewat proyek ini, Bibilos nyaris mewujudkan semua mimpinya untuk bisa mencicipi makanan di seluruh dunia tanpa harus pergi keluar New York.
(chs/mer)