LAPORAN DARI CHINA

Terpesona Tarian Merak dan Wanita 'Sipit' Berwajah Bule

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 10:20 WIB
Tak cuma datang untuk berbelanja, di kota Shenzhen yang berpenduduk lebih dari 14 juta ini, terdapat pusat wisata yang layak dikunjungi.
Tarian Merak khas Shenzhen, China (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)
Shenzhen, CNN Indonesia -- Di antara kota lain di China, Shenzhen terbilang kota yang paling muda yakni 35 tahun. Presiden saat itu memang menjadikan kota ini sebagai kawasan zona ekonomi yang terbuka. Alhasil, dalam waktu singkat Shenzhen melaju pesat dari sisi penduduk dan ekonominya.

Shenzhen pada dasarnya merupakan kota industri, mungkin mirip dengan Silicon Valley yang ada di Amerika Serikat. Tersebutlah nama-nama raksasa teknologi, seperti Huawei, ZTE, Coolpad, hingga pabrik perakitan iPhone, Foxconn.

Menjadi kota industri yang begitu maju, bukan berarti Shenzhen hanya bisa dikunjungi sebagai pusat pebisnis saja. Dekat dengan Hong Kong yang berjarak satu jam perjalanan, Shenzhen nyatanya juga kedatangan turis dari yang sebelumnya singgah di negara tetangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak cuma datang untuk berbelanja, di kota yang berpenduduk lebih dari 14 juta ini, terdapat pusat wisata yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Splendid China. Tak jauh dari pusat kota, 30 menit menggunakan bus.

Terlalu panjang mendefinisikan apa itu Splendid China. Intinya, seperti di Indonesia, Splendid China adalah Taman Mini Indonesia Indah yang berisi landmark dari penjuru Negeri Tiongkok ini.

Jangan heran, pengunjung mungkin baru sadar, rumah-rumah China antara di daerah pesisir, desa, dan pegunungan akan berbeda seperti halnya dengan wajah masing-masing masyarakatnya.

Warga China di Utara yang berbatasan dengan Mongolia atau pecahan Rusia seperti Uzbekistan, wanitanya memiliki paras khas Eropa Timur, namun lebih kuning dan bermata khas orang Tiongkok.

Selain mengenal landmark kota China, di Splendid China, pengunjung juga bisa melihat pertunjukan tarian yang biasanya digelar pukul 17.00 atau pukul 19.00 waktu setempat.

Pertunjukan tari dimulai saat MC membuka pertunjukan menggunakan bahasa China yang sayangnya tanpa diterjemahkan ke bahasa Inggris. Pengunjung yang tak paham, akan disatukan oleh bahasa yang lebih universal dari bahasa yang ada, bahasa 'tarzan'.

Tarian pertama dibuka oleh seorang wanita yang mengenakan baju khas China yang dimodifikasi sedemikian rupa, menari seperti gerakan seekor merak dan memang melibatkan merak putih sungguhan ke atas panggung. Sungguh cantik.

Tarian Merak khas Shenzhen, China (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)


Selanjutnya ada semacam selingan lawakan ala China yang melibatkan penonton. Apabila ada pengunjung yang kebetulan dipilih secara acak ke atas panggung, sebaiknya berhati-hati karena air yang ditawarkan adalah arak putih.

Meski kurang mengerti makna yang ditampilkan karena keterbatasan bahasa, namun pada intinya tarian ini menampilkan kekayaan budaya dan kemolekan wanita China. Ya, China adalah negara yang sangat luas dan berbatasan dengan berbagai negara. Hal itu membuat karakteristik wajah wanitanya berbeda satu sama lain.

Secara keseluruhan, tarian berdurasi kurang lebih satu jam ini sungguh memukau, menampilkan kebudayaan yang jarang diketahui, hingga penempatan tata cahaya yang memukau.

Bila kebetulan sedang mampir ke lokasi ini, calon pengunjung diharuskan membayar 150 yuan atau setara Rp 325 ribu untuk masuk ke seluruh wahana yang ada di dalamnya. Kecuali untuk berkeliling menggunakan mobil gandeng yang telah dimodifikasi.

Tarian Merak khas Shenzhen, China (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)



(tyo/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER