Gadis Alergi Pada Perasaannya Sendiri Saat Terlalu Semangat

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 19 Agu 2015 10:19 WIB
Chloe Print Lambert berisiko terkena reaksi alergi mematikan terhadap semua hal, bahkan perasaannya sendiri.
Chloe Print Lambert berisiko terkena reaksi alergi mematikan terhadap semua hal, bahkan perasaannya sendiri. (Thinkstock/AdrianHancu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai seorang perempuan muda, Chloe Print Lambert senang beraktivitas di luar ruangan. Dia menghabiskan waktunya dengan berkuda dan ikut kelas zumba. Namun, Chloe kini harus duduk di atas kursi roda.

Dia tak bisa berjalan atau merawat dirinya sendiri. Dia berisiko terkena reaksi alergi mematikan terhadap semua hal, bahkan perasaannya sendiri. Chloe yang berasal dari Birdford-on-Avon, Warwickshire, Inggris, menderita kondisi medis yang melemahkan tubuhnya.

Dia mengalami kejang-kejang yang disebabkan oleh perhiasan, obat-obatan, perubahan suhu, bahkan ketika merasa bersemangat. Chloe tidak tahu lagi, alergi apa lagi yang akan dikembangkan tubuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chloe berkata, “Reaksi tubuh saya bisa menyebabkan ruam kulit, pembengkakan, peningkatan denyut jantung, kesulitan bernapas, yang terburuk bisa berakibat fatal, dan karena mereka bisa datang kapan saja dengan tanpa peringatan, saya harus selalu waspada.”

Chloe bereaksi terhadap segala hal, dari kalung yang dia kenakan selama bertahun-tahun, juga obat yang dia minum untuk mengontrol penyakitnya.

“Perubahan suhu dapat menyebabkan tubuh saya bereaksi. Saya juga mengembangkan alergi karena emosi. Saya pernah berada di rumah sakit selama berminggu-minggu. Seluruh keluarga datang untuk melihat saya.”

Ketika itu, Chloe sangat gembira dia pergi ke koridor untuk menemui keluarganya yang menjenguk ke rumah sakit. Namun, emosi bahagia tersebut membuatnya langsung mengalami kejang-kejang.

Pada 2014, Chloe didiagnosis menyandang sindrom Ehler-Danlos (EDS), yakni kondisi yang memengaruhi sendi dan jaringan ikat tubuhnya. Sendinya bisa terkilir dengan ketukan paling ringan sekalipun.

Kemudian, pada 2009, dia didiagnosis mengidap kondisi jantung langka yang disebut sebagai Postural Orthostatic Tachycardia Syndrome (POTS). Kondisi tersebut menyebabkan perubahan abnormal pada denyut jantung seseorang. Chloe bisa langsung kolaps ketika dia berdiri ataupun duduk.

Tahun lalu, secara tiba-tiba dia menderita kejang dan reaksi alergi terhadap rangsangan berbeda. Reaksi tersebut terjadi ketika dia melompat dari kapal pesiar ketika berlibur di Tenerife. “Saya hanya melompat dari kapal ke dalam air seperti yang dilakukan teman-teman saya yang lain. Awalnya saya berpikir itu adalah reaksi normal dari suhu udara.”

Air di kolam sangat dingin, Chloe tersentak hebat sampai menelan air, sepanjang perjalanan dengan kapal dia merasa pusing. Ketika pulang ke Inggris, dia berakhir dirawat di rumah sakit selama tujuh bulan.

Diagnosis rumah sakit mengatakan, Chloe mengidap gangguan otonom, kondisi di mana sistem saraf otonom tubuhnya (AND) tidak berfungsi dengan baik. Pada orang sehat, ANS tanpa disadari akan mengontrol fungsi tubuh, contohnya detak jantung, suhu tubuh, tingkat pernapasan, dan pencernaan.

Namun, ANS Chloe tidak berfungsi dengan baik sehingga dia tidak bisa mengontrol suhu tubuh ataupun emosinya.

Dokter juga menemukan gangguan mastositosis, yakni gangguan sel mast tubuh yang membuatnya memiliki reaksi alergi terhadap apa saja. Sel mast melepaskan histamin dan bahan kimia lain ke dalam aliran darah ketika mendeteksi alergen yang menyebabkan reaksi alergi.

Artinya, dia bisa alergi terhadap logam, obat-obatan dan perubahan suhu. Karena tidak bisa mengontrol emosinya, marah atau gembira pun bisa memicu reaksi.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER