Berat Badan Orang Tua dan Remaja Terkait Pola Pemberian Makan

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 07:05 WIB
Sebuah penelitian baru mencoba mengidentifikasi pola pemberian makan orang tua yang dikaitkan dengan efek tak sehat pada remaja mereka.
Sebuah penelitian baru mencoba mengidentifikasi pola pemberian makan orang tua yang dikaitkan dengan efek tak sehat pada remaja mereka. (Getty images/ Fuse/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian baru mencoba mengidentifikasi pola pemberian makan, yang dikaitkan dengan efek tak sehat, para orang tua yang memiliki anak remaja.

Orang tua paling sering menekan anak remaja mereka untuk makan yakni ketika mereka ataupun anak remaja mereka tidak mengalami kelebihan berat badan. Sementara, para peneliti menemukan, ketika baik orang tua ataupun remaja keduanya kelebihan berat badan, maka orang tua paling sering membatasi makanan.

Jerica M. Berge dari Universitas Kedokteran Minnesota di Minneapolis mengatakan, penelitian sebelumnya menunjukkan, ketika orang tua memakai pembatasan dan tekanan untuk praktik pemberian makan, maka anak-anak dan remaja berisiko tinggi mengalami kelebihan berat badan serta gangguan makan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerica dan rekannya menganalisis data dua penelitian yang melibatkan lebih dari tiga ribu orang tua dan lebih dua ribu remaja. Tinggi dan berat badan para remaja ini diukur oleh profesional terlatih di sekolah. Para orang tua mengisi kuesioner di rumah, mereka melaporkan tinggi dan berat mereka sendiri.

Orang tua juga melaporkan seberapa sering mereka mendorong anak menyantap makanan lebih banyak pada waktu makan. Juga seberapa sering mereka membatasi permen, makanan tinggi lemak, atau makanan lain yang digemari remaja mereka.

Pada sekitar 1.200 kasus, orang tua mengalami kegemukan atau obesitas, tapi tidak demikian dengan anak remaja mereka. Lalu, untuk sekitar 900 kasus, baik orang tua dan anak mereka sama-sama kelebihan berat badan. Sementara, pada sekitar 300 kasus, orang tua tidak kelebihan berat badan, tapi remaja mereka mengalaminya.

Menekan anak untuk makan lebih umum terjadi ketika kedua belah pihak, baik orang tua atau anak, tidak kelebihan berat badan, dibandingkan dengan pasangan yang kelebihan berat badan atau memiliki status berbeda.

Selanjutnya, penulis penelitian melaporkan dalam jurnal Pediatrics, pembatasan makanan paling umum dilakukan oleh pasangan yang keduanya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, dibandingkan dengan mereka yang sama-sama tidak kelebihan berat badan atau yang berbeda antara orang tua dan anak.

Sementara itu, Clare Collins, profesor bidang nutrisi di Universitas Newcastle di Callaghan, Australia, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa survei tersebut diambil pada satu titik waktu. Jadi, laporan penelitian tidak jelas, apakah praktik pemberian makan oran tua dapat memengaruhi pola makan di masa depan serta kondisi berat badan para remaja.

“Penelitian sebelumnya melihat masalah yang bisa terjadi karena membatasi anak untuk makan, atau menekan seorang anak untuk makan. Anak akan kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, serta memiliki perilaku gangguan makan, misalnya makan berlebihan atau menghindari makanan,” kata Berge.

Berge menambahkan, daripada membatasi atau menekan anak untuk makan akan lebih bermanfaat jika orang tua memastikan ada berbagai pilihan makanan sehat di rumah atau di meja makan. Sehingga anak-anak bisa memutuskan seberapa banyak makanan untuk mereka makan.
 

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER