Dynand Fariz, Mulai dari Dokter, Guru, sampai Jadi Desainer

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Senin, 31 Agu 2015 18:08 WIB
Dynand ke sekolah terkemuka itulah yang akhirnya mengantarkannya pada posisi yang ia pijak saat ini, seorang desainer karnaval dengan prestasi segudang.
Dynand Fariz. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi desainer bukanlah impian Dynand kecil. Ketika ditanyakan tentang cita-citanya, dulu Dynand Fariz juga menyebut dokter dan insinyur sebagai profesi idamannya. Sama seperti jawaban anak-anak kecil kebanyakan, mungkin Anda pun juga begitu.

Semakin Dynand dewasa, keinginannya untuk menjadi dokter maupun insinyur pun seketika luntur. Sosok dokter dan insinyur lama-lama lepas dari pikiran dan keinginan Dynand untuk profesi masa depannya. Ia pun mulai memikirkan profesi lainnya.

"Begitu lewat SD, SMP, SMA, mungkin impian itu mulai berubah dengan sendirinya. Tidak pernah terpikir lagi bahwa ketika besar saya harus jadi dokter atau insinyur. Tapi saya coba mencari sisi yang lain yang tidak banyak diminati orang," kata Dynand mengawali cerita masal lalunya kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melepas dokter dan insinyur sebagai profesi favorit, Dynand pun mencoba mencari hal lainnya. Kala itu ia mendapatkan beasiswa di sekolah keguruan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Surabaya, mulai tumbuh keinginan Dynand untuk menjadi seorang guru. Kendati kala itu keputusan Dynand untuk masuk IKIP pun diremehkan banyak orang.

"Banyak orang yang memandang sebelah mata. Mau jadi apa? Mau jadi guru? Tapi buat aku jadi guru ada sesuatu yang beda, yang menantang. Menurut aku itu sesuatu yang luar biasa tidak akan ditemukan kalau jadi dokter. Ada kebahagiaan tersendiri," ujar Dynand.

Di sekolah keguruannya itu, Dynand pun akhirnya menemukan keinginan untuk menjadi seorang guru. Baginya menjadi guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Buktinya, ada sekolah khusus yang bisa mencetak seseorang untuk bisa menjadi guru yang bisa mengajarkan orang lain sehingga menjadi lebih banyak tahu dari sebelumnya bahkan menjadi lebih pintar dari sebelumnya.

Di IKIP Surabaya, Dynand mengambil jurusan seni rupa. Jurusan tersebut diambilnya bukan karena coba-coba saja karena disitulah keinginannya. Meski dulu sempat juga terlintas di benak Dynand untuk menjadi bergelut di bidang desain interior maupun arsitektur.

Lulus kuliah, Dynand akhirnya menjadi seorang dosen. Tidak beranjak dari masa lalunya, ia akhirnya menjadi seorang dosen di IKIP Surabaya dan mengajar seni rupa.

Lama kelamaan, Fariz pun mulai tertarik dengan merancang busana. Sampai-sampai ia mendapat beasiswa di sekolah ESMOD di Jakarta. Masuknya Dynand ke sekolah terkemuka itulah yang akhirnya mengantarkannya pada posisi yang ia pijak saat ini, seorang desainer karnaval dengan prestasi segudang.

Petualangan Fesyen Dynand Dimulai

Bisa dibilang di ESMOD Dynand Fariz mulai mengembangkan pengetahuannya tentang dunia fesyen. Selama tiga tahun menimba ilmu di sana, mulai dari tahun 1996-1996 Dynand pun melangkah lebih jauh lagi.

Takdir mengantarkan Dynand untuk mengembangkan ketertarikannya di dunia rancangan busana ke salah satu pusat mode di dunia, Perancis. Ia mendapatkan beasiswa training teacher di ESMOD Perancis pada 1999.

Sekembalinya dari studinya di Perancis, Dynand kembali ke tanah air. Kala itu ia memutuskan untuk mengajar. Ya, mengajar memang menjadi salah satu aktivitas kesukaan Dynand sejak dulu. Tak heran juga mengapa ia pernah menjadi dosen sebelumnya.

Merasa sudah punya banyak pengetahuan dan pengalaman di dunia fesyen, muncul keinginan di benak Dynand untuk mendirikan sebuah rumah mode. Tentunya dengan referensi tren fesyen dunia. Ia menamakannya House of Dynand Fariz. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan komunitas yang ia beri nama Jember Fashion Carnival (JFC).

"Semua pengetahuanku tentang mode berkembang secara internasional. Saat aku tahu, mulailah aku serius menggerakkan komunitas JFC. Sampai akhirnya ngajarin tren, fesyen ke anak muda. Dan akhirnya ngajarin fesyen ke masyarakat," ujar laki-laki kelahiran 23 Mei 1963 itu.

Berbekal pengetahuan di bidang fesyen dan juga kemampuan mengajar dari sekolah keguruannya, Dynand menggerakkan komunitasnya untuk terus berkarya, sekaligus mengembangkan diri dan terus berinovasi di bidang fesyen, utamanya tren fesyen karnaval.

Alasan Memilik Karnaval

Kendati memilih menjadi desainer, namun Dynand tetap ingin terlihat berbeda. Di saat rekan seprofesinya seperti Itang Yunasz memilih membuat produk fesyen ready to wear (RTW) atau baju siap pakai yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari, Dynand justru memilih untuk membuat kostum karnaval.

"Kalau desainer lain membuat baju, bagaimana mereka bisa menjual dan bajunya ada yang beli. Kalau aku tidak, bagaimana bisa membuat event, bisa ditonton, dan bisa diliput, dan terkenal di dunia," kata dia.

Salah satu alasan Dynand memilih membuat kostum karnaval sebagai bidangnya karena belum ada orang yang memutuskan untuk menggeluti karnaval di Indonesia. Ia juga mengatakan dengan membuat kostum karnaval ia akan menjadi desainer kostum yang profesional.

Semakin lama, ia pun semakin percaya diri dengan keputusannya. Sebab, saat ini konstum karnaval mulai diminati. Bahkan banyak desainer yang mengikuti jejak Dynand Fariz. Meski sudah banyak yang mengikuti jejaknya, tapi Dynand percaya dirinya akan tetap eksis lantaran komitmennya yang kuat untuk mengembangkan kostum karnaval.

"Yang tidak konsisten mungkin banyak. Kalau aku kan konsisten berkarya, setiap tahun bikin event dan akhirnya merancang kostum juga buat Puteri Indonesia di Miss Universe," kata laki-laki asli Jember itu.

Ia juga yakin, kostum karnaval maupun eventnya akan terus berkembang di Indonesia karena industri kreatif sedang ramai dan sudah menjadi komoditas yang menjanjikan. Ia juga melihat, banyaknya tangan-tangan terampil di Indonesia bisa saja membuat negeri ini dilirik oleh dunia karena kreativitasnya.

"Kalau dari sisi teknologi mungkin akan sulit bersaing dengan negara-negara lain, tapi dari sisi kreatif kita bisa lari. Bahkan bisa loncat, bisa terbang, dan dunia mungkin bisa ngelihat dari bawah dan kita sudah terbang," ujarnya.

Dynand pun mengaku telah membuktikan hal itu. Dengan tangan terampil dan komitmen serta kreativitas yang kuat, ia mampu menyabet gelar dunia dengan memenangkan kategori kostum nasional terbaik dalam ajang Miss Universe, Miss Supranational, dan Miss International.

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER