Kisah Sahabat Museum dan Plesiran Sejarah Tempo Dulu

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2015 13:29 WIB
Kegiatan berjalan-jalan sembari mengenal lebih dalam mengenai sejarah ataupun kisah pada tempat yang dikunjungi menjadi hobi yang cukup mengasyikkan.
Ade Purnama, pendiri komunitas Sahabat Museum (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kegiatan berjalan-jalan sembari mengenal lebih dalam mengenai sejarah ataupun kisah pada tempat yang dikunjungi menjadi hobi yang cukup mengasyikkan. Beberapa pun melanjutkannya menjadi sebuah komunitas, bahkan bisnis.

Namun, ternyata bukan perkara yang mudah dalam menggiatkan aktivitas sebuah komunitas, terutama yang berkeinginan rutin mengadakan jalan-jalan seperti plesiran tempo dulu. Salah satu komunitas yang dapat bertahan dalam hitungan tahunan adalah Sahabat Museum yang didirikan oleh Ade Purnama.

"Sahabat Museum berdiri pada 31 Agustus 2002 dan sudah melakukan acara lebih dari 120 kali," kata Adep, panggilan akrab Ade, kepada CNN Indonesia, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sahabat Museum yang baru saja merayakan ulang tahun ke-13, Senin (31/8) lalu, sudah malang melintang menyusuri berbagai tempat yang memiliki kaitan sejarah dengan bangsa Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bogor, bahkan hingga ke Belanda pada 2012 lalu.

Kegiatan Sahabat Museum dapat dikatakan hampir sama dengan komunitas pencinta sejarah lainnya. Kadang, plesiran sejarah dilakukan sebulan sekali, tetapi dapat pula sepekan sekali bahkan hingga beberapa bulan sekali. Semua itu diakui Adep tergantung kondisi dari alam yang kadang tak menentu.

Keanggotaan komunitas ini termasuk yang cair dan sangat terbuka. Tidak ada pendaftaran keanggotaan atau persyaratan apapun untuk bergabung dengan komunitas yang sering diikuti oleh oma-opa bernostalgia dengan bahasa Belanda.

"Jenis-jenis kunjungan memang ada yang bayar, tetapi juga ada yang tanpa biaya. Kami menawarkan kegiatan plesiran, bila berminat bisa ikut bergabung, tetapi bila tidak, ya tidak masalah," kata Adep. "Kunci bertahan ya hanya tiga, konsisten, komitmen, dan totalitas.”

Selama menghidupi Sahabat Museum sejak 13 tahun yang lalu, lulusan Sastra Belanda Universitas Indonesia ini memang menerapkan tiga kunci demi kelangsungan komunitas yang juga menjadi sumber pendapatannya ini.

Konsisten dalam menjadikan plesiran bermuatan sejarah menjadi kunci awal Adep dalam menawarkan kegiatannya kepada para anggota lain. Plesiran yang ditawarkan tidak hanya sebatas jalan-jalan, tetapi juga mengenal. Sejarah tempat dan semua yang berkaitan menjadi bobot tersendiri dalam perjalanannya.

Menjalani komunitas ini dengan komitmen penuh ditunjukkan Adep dengan benar-benar mengonsep plesiran sejarah yang membuat semua anggota merasa nyaman dan senang dalam menelusuri rekam jejak sejarah bangsa.

"Kami berusaha memberikan pengetahuan sejarah melalui media-media baik secara visual melalui poster-poster atau gambar bukti sejarah, ditambah secara oral melalui penuturan," kata Adep. "Memang membutuhkan usaha lebih, tetapi yang penting orang jelas dapat memahaminya,"

Ketika mengikuti program plesiran komunitas ini, para anggota memang akan disajikan media berupa gambar mengenai bukti sejarah tempat tersebut pada masa lampau ataupun yang terkait dengannya. Ditambah dengan penuturan yang runut, cukup menjadi sumber masukan informasi yang menyenangkan.

Adep dan kawan-kawan pun berusaha menjelaskan sejarah dengan cara semudah mungkin agar dapat dimengerti orang lain, tanpa harus mengurangi ataupun mengarang bebas mengenai sejarah yang ada dalam berbagai versi tersebut.

"Tantangan pasti ada, terutama terkait dengan dana. Namun sebenarnya uang yang dipatok pun untuk kepentingan plesir ini, jadi kami putar. Tapi dana bukan menjadi masalah, pola pikirnya adalah potensi dalam menyajikan wisata sejarah," kata Adep.

Adep memang terobsesi untuk menyajikan wisata sejarah yang menyenangkan, terutama kaum muda yang dilihatnya sudah minim minat terhadap sejarah tempatnya sendiri. Keinginan untuk membuat orang lain mengenal sejarah tempatnya sendiri cukup menjadi semangat menjalani Sahabat Museum.

Kini, Adep merencanakan lebih jauh lagi untuk menjelajah sejarah nusantara, Maluku dan New York telah ia targetkan dan masuk dalam rencana plesiran sejarah. Baginya, selama masih dapat saling berbagi pengetahuan, sampai ke negeri seberang pun akan dijajali.


(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER